Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat ke 100 Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا - ١٠٠
Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.(Terjemah Kemenag).
Baca Juga: 7 Desa Wisata yang Mengusung Konsep Sustainable Tourism, Gak Ada Destinasi di Jawa Barat
Dalam sebuah ceramah ustadz Adi Hidayat pernah mengisahkan sebuah cerita inspiratif tentang seseorang yang tenggelam dalam dosa karena pernah membunuh.
Orang tersebut tidak hanya membunuh satu atau dua orang saja, akan tetapi dirinya sudah membunuh sebanyak 100 orang.
Setelah melakukan pembunuhan dengan jumlah yang fantastis tersebut alhamdulillah hidayah menghampirinya.
Dia ingin bertaubat dan berhenti dari berbuat dosa. Namun, apakah dosa yang sebanyak itu masih bisa diampuni?
Dikisahkan orang tersebut mendatangi seorang alim untuk berkonsultasi tentang niatannya untuk bertaubat.
Orang alim tersebut menyarankan kepadanya untuk meninggalkan lingkungannya yang selama ini selalu membawanya untuk melakukan perbuatan dosa.