Kabar Gembira! OMICRON HARI INI di Jawa Barat Menurun, Puncak Kasus Covid-19 Varian Omicron sudah Terlewati

- 23 Februari 2022, 09:27 WIB
Kasus Covid-19 varian Omicron di Jabar menurun, puncak kasus sudah terlewati. / Pixabay/ Geralt
Kasus Covid-19 varian Omicron di Jabar menurun, puncak kasus sudah terlewati. / Pixabay/ Geralt /

DESKJABAR - Omicron hari ini, kabar gembira datang dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kang Emil mengklaim kasus Covid-19 varian Omicron di Jawa Barat menunjukkan penurunan. Dengan demikian puncak kasus Omicron sudah terlewati.

Kendati begitu Ridwan Kamil mengakui jika kasus Omicron hari ini di Jabar masih termasuk tinggi.

"Omicron betul masih tinggi di Jawa Barat. Tapi tensinya lagi tren turun. Puncaknya empat hari lalu. Sekarang setiap hari menurun," ujar Ridwan Kamil, di kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jabar, Jalan Riau, Kota Bandung, Selasa, 22 Februari 2022.

Baca Juga: INILAH 20 Weton yang Akan Mendapatkan Rejeki Sultan di Bulan Maret 2022 Menurut Primbon Jawa

Ia menegaskan, kondisi tersebut perlu dijaga tidak sampai naik kembali. Diharapkan, kondisi di Jabar segera kembali normal.

"Mudah-mudahan seiring waktu akhirnya kita bisa hidup lebih normal dan fokus kepada pembangunan yang tentunya Jawa Barat sudah banyak prestasinya," katanya menegaskan.

Sejalan dengan itu, pada laman Sehatnegeriku.kemkes.go.id, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Eid., Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes mengatakan, positivity rate di sejumlah daerah menunjukkan tren penurunan.

Positivity rate Jawa Barat sempat berada pada 23,7% turun jadi 22,8% , DKI Jakarta yang sempat di posisi 23,8% pada periode 8-14 Februari lalu, kini turun menjadi 18,5% pada periode 15-21 Februari. Begitu juga dengan Banten yang sempat mencatat positivity rate 27,4% pada 8-14 Februari lalu, kini menjadi 23,1% pada periode 15-21 Februari.

“Jadi beberapa minggu ini, terutama di Jawa Bali yang merupakan penyumbang kasus 60 sampai 70% kasus konfirmasi nasional, terlihat penurunan angka positivity rate nya,” ujar Siti Nadia Tarmizi.

Sementara itu dikutip dari pikobar.jabarprov.go.id data Selasa 22 Februari 2022 pukul 17.00 WIB, total terjadi penambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 13.658 kasus, agak naik dari sehari sebelumnya yang 8.105. Sehingga total kasus terkonfirmasi di Jawa Barat hingga kemarin 945.685. Total pasien meninggal tercatat 18 orang.

Baca Juga: Perangi OMICRON, Inilah Aturan Baru VAKSIN BOOSTER Untuk Lansia yang Harus Diketahui

Namun angka konfirmasi Selasa ini masih di bawah angka konfirmasi tertinggi di hari Kamis 17 Februari 2022 yang mencapai 16.251 kasus Covid-19.

Data menunjukkan, daerah yang potensi penularannya tinggi di Jabar ada di empat desa/ kelurahan, antara lain di Karang Tengah Babakan Maday Kabupaten Bogor dan di Cibeureum Cimahi Selatan Kota Cimahi. Kendati begitu, di kedua daerah tersebut risiko penularannya termasuk sedang.

Potensi penularan rendah terdapat di 2.602 desa/ kelurahan di Jawa Barat. Sedangkan yang potensi penularannya rendah terdapat di 3.351 desa/ kelurahan.

Vaksinasi booster

Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), pemerintah terus menggalakkan vaksinasi. Sekarang sebagian masyarakat sudah menjalani vaksinasi dosis ketiga atau booster (penguatan).

Dikutip dari kemkes.go.id, vaksin bukanlah obat. Namun vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat.

Selama belum ada obat yang definitif untuk Covid-19, maka vaksin Covid-19 yang aman dan efektif. Selain itu perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) adalah upaya perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit Covid-19.

Laman pikobar.jabar.prov.go.id menuliskan, bahwa masyarakat tidak usah khawatir terhadap efek vaksinasi.

"Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh seseorang," tulis admin Pikobar.

Efek samping ringan seperti demam dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor.

Baca Juga: Cara Identifikasi dan Mengobati Gigitan Ular, Jangan Panik

Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut.

Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin.

"Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kita sudah ada Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI maupun komite di setiap daerah untuk memantau dan menanggulangi KIPI," lanjutnya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah