"Kami menilai, akan lebih baik jika penanganan Covid-19 bisa cepat teratasi hingga ke kawasan pedesaan. Maka dari itu, kami siap berkolaborasi dengan menerjunkan perawat untuk ikut serta mengedukasi warga tentang hidup sehat," ujarnya.
Hingga saat ini jumlah perawat di Jabar yang tercatat berdasarkan data PPNI Jabar ada sekitar 87 ribu orang.
Menurut Budiman, jumlah perawat tersebut bisa dimaksimalkan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 yang ditempatkan di desa dimana sebelumnya diberikan pelatihan yang berkompeten.
"Dari 87 ribu perawat juga masih banyak yang belum diangkat jadi ASN atau statsusnya masih honorer. Kami ingin perawat-perawat ini memiliki satu pengalaman dan mengabdi di tengah warga salah satunya melalui satu desa satu perawat ini," ucapnya.
Baca Juga: 2 Hal Ini Ternyata Tak Bisa Dipisahkan, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Budiman juga menjelaskan, tidak selalu soal Covid-19, perawat ini juga nanti akan menjadi (fasilitator) atau tenaga medis yang lebih dulu memberikan pertolongan pertama jika suatu waktu ada Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti keracunan massal.
Perawat ini akan memfasilitasi dan mengarahkan warga harus ke Puskesmas atau Faskes mana untuk segera ditindaklanjuti.
"Perawat ini tugasnya membina desa dalam kondisi apapun. Memberi edukasi, memberi pelayanan dan lainnya seputar kesehatan," katanya.
Oleh karena itu Budiman berharap, program satu desa satu perawat ini bisa segera terealisasi lantaran beriringan dengan program Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan warga.
Apalagi Ridwan Kamil memberikan apresiasi atas dedikasi tenaga kesehatan (nakes) yang gugur dalam menangani pasien Covid-19 hingga dibuatkan monumen.