Tak Hanya Hidangan Unik, Begini Cara Dea Obati Trauma Juri Hingga Lolos ke Bootcamp MCI 9

- 26 Januari 2022, 14:24 WIB
Tak hanya hidangan unik, begini cara Dea obati trauma juri hingga lolos ke Bootcamp MCI 9.
Tak hanya hidangan unik, begini cara Dea obati trauma juri hingga lolos ke Bootcamp MCI 9. /YouTube MasterChef Indonesia/

DESKJABAR – Salah satu peserta audisi MasterChef Indonesia Season 9 (MCI 9) kali ini mempunyai ciri khas yang unik.

Peserta tersebut bernama Dea Prasetya Wibowo asal Malang, Provinsi Jawa Timur.

Semangat Dea juga tak kalah berapi-api dengan pesaing milenial lainnya.

Itu terlihat saat Dea menghadap para juri di tahap audisi pertama MCI 9.

Baca Juga: MasterChef Indonesia Tayang Hari Ini, Begini Momen Chef Juna Pernah Marah Sampai Trending

Dea tampak bangga mengenakan kebaya merah yang merupakan pakaian adat asli Indonesia.

Dea juga membawa hidangan unik untuk disuguhkan ke para juri.

Hidangan unik itu disebut dengan sapi nggulung sayur cocol sambal bajak.

Ternyata, Dea tak hanya jago memberikan hidangan unik. Dea juga ternyata jago di bidang akademik. Sebab, Dea juga berprofesi sebagai Dekan dan mahasiswi.

Saat menyuguhkan masakan buatannya, Dea tampak terlihat ceria menyapa para juri yang terdiri dari Chef Juna, Chef Renatta dan Chef Arnold.

Dea juga mengungkapkan motivasinya ingin mengikuti ajang kompetisi bergengsi MasterChef Indonesia.

“I believe kalau ikutan kompetisi masterchef internasional dan nasional seperti ini, saya akan elevate lebih banyak. Sebab, ketemu orang-orang berbakat se-Indonesia plus dijuriin sama juri-juri kece, my skill and my knowledge akan upgrading like two times,” ujar Dea.

Pernyataan Dea itu dikutip DeskJabar dari kanal YouTube MasterChef Indonesia yang diunggah pada Selasa, 25 Januari 2022.

Baca Juga: Ocit MasterChef Indonesia Season 9, Menunggu 10 Tahun Agar Bisa Tampil di MCI 9, Memelas ke Chef Juna  

Namun, sebelum Dea mulai menyajikan makanannya ke juri, Dea meminta izin dulu kepada juri untuk melakukan ritual unik, yakni centering cakra.

Dea lalu tampak khusu memukul cakra tersebut.

Ternyata, Dea sudah melakukan ritual cakra tersebut sejak 2011 untuk melepaskan trauma dan luka batin.

Chef Juna lalu menanggapi ritual cakra yang dilakukan Dea tersebut.

“Kalau saya tidak punya luka batin, tapi saya selalu trauma dengan masakan kontestan yang selalu ngga enak” kata Chef Juna.

“Bisa saya sembuhkan Chef, dinetralisir,” jawab Dea seraya tertawa.

Dea juga mengungkapkan kepada juri, kontestan MasterChef Indonesia di season sebelumnya juga ada yang merupakan murid Dea. Itu diantaranya ada Faiz, Clava, dan Hans.

Maka, Dea juga tidak mau kalah dari murid-muridnya.

Usai juri mencicipi hidangan masakan yang dibuat oleh Dea. Dea lalu mendapatkan dua yes dari Chef Juna dan Chef Renatta. Hanya Chef Arnold saja yang memberikan satu no.

Baca Juga: Siap-siap 2022 Pelat Nomor Kendaraan Bermotor Ganti Warna Disertai Chip RFID

Kendati begitu, para juri menyukai ide unik Dea dalam membuat hidangan masakan sapi nggulung sayur cocol sambal bajak tersebut.

Namun, Chef Juna dan Chef Renatta tetap berpesan kepada Dea agar lebih ditingkatkan lagi dalam segi flavor (rasa). Sebab, rasa adalah hal yang utama sebelum texture dan presentation.

Dea akhirnya mendapatkan apron abu-abu yang artinya lolos masuk ke babak Bootcamp.

Namun, setelah memberikan hidangannya, Dea lagi-lagi kembali menghibur para juri.

“Kok bisa ya hari ini pakai baju merah semua ya chef?” tanya Dea.

Para juri pun dibuat kebingungan karena mereka semua memakai baju warna putih.

Baca Juga: Kasus Subang Terupdate, Danu Bisa Bernapas Lega dan Tertawa Bahagia, Ini Alasannya

“Oh ini ngga merah ya? Berarti cinta itu buta chef,” kata Dea lalu tertawa.

Semua juri juga ikut tertawa, bahkan Chef Arnold terlihat tertawa terbahak-bahak mendengar gombalan Dea tersebut.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube MasterChef Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah