DESKJABAR - Bagi anak yang berusia di bawah 7 tahun, melaksanakan ibadah puasa bisa menjadi sebuah awal pembelajaran untuk mengenal makna dari berpuasa
Dokter spesialis anak dr. Ayi Dilla Septarini, Sp.A dari Universitas Indonesia mengatakan anak yang berusia di bawah 7 tahun merupakan kelompok yang lebih berisiko mengalami hipoglikemia apabila berpuasa.
Selain itu, kelompok usia ini lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga dapat berdampak pada kemampuan belajar.
Dia mengatakan pada umumnya, hal-hal yang membuat anak lemah saat berpuasa adalah karena anak berpuasa tidak bertahap sesuai kemampuannya.
“Maka dari itu, agar anak tetap fit dan tidak lemas, lakukan durasi puasa secara bertahap. Jika tidak kuat, silahkan berbuka puasa karena anak-anak hukumnya belum wajib berpuasa," ujar dr. Ayi Dilla yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam siaran resmi, Rabu 28 April 2021.
Dia menambahkan bahwa jika balita masih belum mampu bertahan, berikan mereka sedikit kelonggaran. Dalam satu bulan, balita mungkin akan melakukan peningkatan ketahanan berapa jam mereka bisa menahan lapar. Bahkan bisa jadi di akhir Ramadhan mereka mampu tidak sarapan hingga pukul 12 siang.