Kembar Siam Sukses Dipisahkan, Butuh Waktu 25 Jam dan Libatkan 39 Dokter Spesialis

- 12 April 2021, 16:23 WIB
Direktur Utama RSAB Harapan Kita, Didi Danukusumo, dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin 12 April 2021.
Direktur Utama RSAB Harapan Kita, Didi Danukusumo, dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin 12 April 2021. /ANTARA/Zubi Mahrofi/

DESKJABAR - Kembar siam Naifa dan Nayyara, berhasil dipisahkan dengan sukses oleh tim dokter di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta.

Operasi kembar siam yang memakan waktu hingga 25 jam itu dimulai pada Sabtu 10 April 2021  pukul 07.00 WIB dan berakhir Minggu 11 April 2021 pukul 08.00 WIB.

"Tentunya ini bukan pekerjaan yang sederhana. Terdapat 39 dokter spesialis yang terlibat, dengan keseluruhan tim sebanyak 131 orang," ujar Direktur Utama RSAB Harapan Kita, Didi Danukusumo dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin 12 April 2021.

Baca Juga: Ramadhan 1442 H, Berpuasa untuk Ibadah sekaligus Kesempatan Turunkan Berat Badan

Menurut dia, pelaksanaan operasi koreksi pada kembar siam Naifa dan Nayyara itu juga dibantu oleh para dokter dari RS Kanker Dharmais, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, RS. St. Carolus, RSU Adhyaksa, dan dari Puskes TNI.

Ditambahkan Didi, selama ini pihaknya sebenarnya sudah melakukan lima operasi kembar siam. “Tapi operasi kembar siam kali ini adalah yang tersulit," ucapnya.

Hal senada dikatakan Dokter Spesialis Bedah Anak, Alexandra. Ia mengakui operasi kembar siam Naifa dan Nayyara menjadi tantangan dan pengalaman baru.

"Memang agak sulit karena bagian yang menempel adalah bagian tulang ekor," katanya.

Selain itu, jelas dia, bagian sumsum tulang belakang juga saling berhubungan. Kemudian hanya terdapat satu anus, tetapi memiliki dua rektum (gudang penyimpanan sementara feses), sedangkan vaginanya ada dua tetapi saling menempel.

Baca Juga: Urai Kemacetan Akibat Perlintasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ridwan Kamil Bakal Bangun 5 Flyover

"Itu merupakan tantangan tersendiri bagaimana memisahkan kedua bagian itu," ucapnya.

Dokter Spesialis Anestesi, Abdul Mu'nim Umar mengatakan timnya berperan untuk menjaga bayi Naifa dan Nayyara itu tetap dalam kondisi terbius, tidak sakit dan para dokter bedah dapat melakukan tugasnya dengan baik.

"Alhamdulillah semua berjalan sesuai dengan apa yang kami antisipasi," ucapnya.

Ia menyampaikan salah satu yang diantisipasi dalam operasi itu adalah hipotermia, di mana pasien dengan operasi lama, terutama bayi akan mengalami kehilangan suhu dari tubuhnya.

"Alhamdulillah kami bisa mempertahankan kondisi bayi tetap stabil selama 25 jam, dan perdarahan yang terjadi kami bisa ganti dengan sel-sel darah yang juga sudah disiapkan," katanya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah