DESKJABAR - Wisata identik dengan berpergian ke tempat khusus yang tidak biasa dilihat, namun, beberapa wisata ini berada di tempat yang sangat ekstrem hingga memerlukan kendaraan khusus untuk mencapainya.
Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, beberapa tempat wisata yang ada bisa memfasilitasi keinginan orang yang ingin berwisata ke tempat yang bukan merupakan tujuan bagi manusia biasa.
Wisata ke tempat tersebut tentu dapat memacu adrenalin dan memperlihatkan pemandangan yang tidak banyak orang dapat melihat secara langsung.
Baca Juga: Waspadai Stroke, Gejala-gajala Ini Sering Menghampiri Tanpa Disadari, Ketahui Sebelum Terjadi
Namun, tempat-tempat wisata tersebut pasti akan meminta bayaran yang jauh lebih mahal dari tempat wisata lain.
Berikut adalah 3 tempat wisata ekstrem yang deskjabar temukan:
1. Naik Kapal Selam ke Palung Mariana
Victor Vescovo bersama EYOS Expedition siap membawa pelanggannya untuk sebuah perjalanan menyelam ke titik terdalam yang diketahui di Bumi, Palung Mariana.
Dalam artikel Bloomberg “You Can Now Ride a Submarine to the Deepest Point on Earth”, disebutkan bahwa perjalanan ini akan terekstrem.
“Tidak ada yang lebih terpencil dari lokasi ini,” ujar Rob McCallum, mitra pendiri EYOS Expeditions.
Tarif untuk perjalanan turun 35.843 kaki ke bawah laut adalah USD750.000 (sekitar Rp11,2 miliar) per orang.
Kapal selam yang digunakan, Limiting Factor, adalah kapal selam dari Triton.
Kapal selam kelas 36.000/2 ini disebut bernilai $37 juta.
Situs Triton menyatakan bahwa kelas kapal selam ini memiliki sertifikat batas menyelam ‘tanpa batas’.
Slogan tersebut secara teknis benar untuk laut di Bumi karena kapal selam tersebut dapat menyelam hingga kedalaman 11.000 meter.
Laut terdalam di Bumi, di Palung Mariana, mencapai 11.034 meter.
Kapal selam ini dapat menampung 2 penumpang dan seorang pilot, kapal selam ini juga dapat beroperasi selama 16 jam, serta dapat mendukung kehidupan awaknya untuk 96 jam dalam keadaan darurat.
2. Terbang ke Batas Langit
Inilah wisata ekstrem kedua, terbang hingga 'batas langit'.
MiGFlug merupakan perusahaan berbasis di Swiss garapan Philipp Schaer and Flavio Kaufmann pada 2004 dengan markas pusat di Zurich, Swiss.
Perusahaan ini berawal dari kecintaan mereka terhadap pesawat jet dan pengalaman saat naik jet dengan pilot militer Rusia.
Perusahaan itu berkembang pesat. Salah satu atraksi yang bisa direntalkan oleh perusahaan ini adalah terbang ke ujung atmosfer bumi menggunakan jet Rusia, MiG 29, yang berkode sandi panggilan dari NATO ‘Fulcrum’.
Pesawat dengan 2 mesin Klimov RD-33 ini mampu menembus kecepatan maksimum lebih dari mach 2,3.
Walaupun ketinggian operasional pesawat itu berada pada 18 km, MiGFlug menyatakan bahwa pesawat Fulcrum mereka bisa mencapai ketinggian 20 hingga 22 km.
Bahkan, walaupun cuaca tidak mendukung, mereka berani menjamin ketinggian minimal yang akan diraih adalah 17 km.
MiGFlug menyatakan bahwa ketinggian itu hanya dikalahkan oleh para astronot dan kosmonot di ISS (International Space Station).
MiGFlug menyatakan bahwa pada titik puncak penerbangan itu, wisatawan akan dapat dengan jelas melihat kelengkungan bumi.
Atmosfer bumi pun akan terlihat berada di bawah penumpang sementara bagian atasnya akan menjadi sangat gelap dan ditaburi bintang yang tak terhitung banyaknya.
MiGFlug membanggakan bahwa pemandangan luar biasa ini, hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang.
Dalam artikel di situs resmi MiGFlug berjudul “EDGE OF SPACE JET FLIGHT IN RUSSIA”, disebutkan bahwa harga untuk merasakan pengalaman ini adalah 17.500 Euro atau sekitar Rp260 juta.
Baca Juga: Food Freedom, Gerakan Kebalikan dari Diet Ini Ternyata Sehat? Berikut Ini Penjelasannya
3. Pergi ke ISS dengan Roket dari SpaceX
Kalau ujung langit masih belum terlalu tinggi, maka wisata yang dilakukan oleh tiga pengusaha ini adalah tempat wisata yang paling tinggi, yaitu ke International Space Station (ISS).
Tiga pengusaha multijutawan tersebut melakukan perjalanan roket ruang angkasa dari SpaceX ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, dalam misi bernama 'Axiom Mission 1'.
Perjalanan ini bahkan disebut oleh SkyNews dalam artikel “Millionaire space tourists welcomed aboard space station after paying $55m each” sebagai tonggak untuk eksplorasi ruang angkasa komersial.
Tiga pengusaha tersebut, Larry Connor dari Amerika, Mark Pathy dari Kanada, dan Eytan Stibbe dari Israel masing-masing membayar USD55 juta (Rp821 miliar) 1 tahun sebelumnya untuk biaya perjalanan menggunakan roket dan akomodasi.
Khusus wisata nomor 2 dan 3, wisatawan dapat melihat jelas kelengkungan bumi.***