DESKJABAR - Jalan R.A.A. Wiranatakusumah atau yang lebih dikenal dengan jalan Cipaganti adalah ruas jalan yang membelah kecamatan Coblong dan kecamatan Sukajadi.
Menjadi ciri khas dari kawasan ini adalah pohon-pohon mahoni di sepanjang jalannya dan bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda.
Hal Unik dari jalan Cipaganti adalah beberapa rumah tua khas bangunan Belanda diberi nama anak-anak perempuan dari pemilik rumah tersebut.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Tetapkan 18 Mei 2022 Mulai Berlaku Pelonggaran Pengendalian Covid, Harap Ekonomi Segera Pulih
Selain itu juga terdapat gerbang komplek peninggalan Belanda yang terletak di jalan Dr. Saleh.
Di jalan Cipaganti Bandung ini terdapat pula Masjid tertua dan pertama di kota Bandung yang sekarang dinamakan Masjid Besar Cipaganti. Masjid ini merupakan sebuah hasil karya dari Wolff Schoemaker.
Masjid ini didirikan diatas lahan milik P.A Ursone yang dahulunya merupakan pemilik pabrik coklat Mafalda.
Lahan tersebut pada jamannya diperuntukkan bagi para karyawan dari pabrik coklat tersebut yang mayoritas beragama Islam untuk beribadah.
Pada tahun 1988 Ateng Wahyudi selaku Wali Kota Bandung saat itu merenovasi beberapa bagian masjid, sehingga kondisi saat ini masjid semakin luas dan hanya bagian tengahnya saja yang masih bangunan asli sejak pertama kali dibangun dengan ciri khas atap yang runcing.
Di ruas jalan Cipaganti bagian bawah, lebih tepatnya di dekat Jl. Nyland-Jl. Wiranata Kusumah terdapat sebuah sumur kecil yang letaknya berada di trotoar.
Sumur tersebut masih berfungsi hingga saat ini dan sering digunakan oleh masyarakat sekitar pada musim kemarau.
Dikutip DeskJabar.com dari kanal YouTube prplus id yang diunggah pada 14 Oktober 2019, dengan judul Asal Usul Jalan Cipaganti Bandung.
Asal-usul nama dari Jalan Cipaganti itu sendiri berawal ketika pemerintah kolonial pada saat itu berniat memindahkan pusat pemerintahan.
Pusat pemerintahan yang sebelumnya berlokasi di Dayeuh Kolot akan dipindah ke salah satu tempat di utara Kota Bandung.
Maka dari itu wilayah ini diberi nama Cipaganti yang berasal dari kata “Paganti” atau pengganti, maka penamaan jalan ini berkaitan dengan rencana pemindahan pusat pemerintahan saat itu.***