WASPADA! 3 Anak Indonesia Meninggal Diduga Terpapar Hepatitis Akut Misterius, Kenali Ciri dan Gejala Penyakit

3 Mei 2022, 23:06 WIB
Ilustrasi. Hepatitis Akut misterius diduga menyebabkan tiga anak Indonesia meninggal dunia. Hepatitis ini telah menyebar di beberapa negara di dunia. /Pixabay/ Vic_B/

DESKJABAR - Penyebaran Hepatitis Akut misterius ternyata cepat. Dalam hitungan hari setelah negara dua negara Asia, Jepang dan Singapura melaporkan penderita penyakit ini, kini 3 anak Indonesia diduga terpapar dan meninggal.

Seperti diberitakan DeskJabar sebelumnya, belakangan ini Hepatitis Akut misterius menyerang anak-anak di sejumlah negara di dunia. Kabarnya penyakit ini dipicu oleh adenovirus, menyerang anak - anak usia 1 tahun hingga 16 tahun. Kebanyakan diderita oleh anak di bawah umur 5 tahun (balita).

Lembaga kesehatan dunia WHO dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengumumkan penyakit misterius ini.

Baca Juga: Wabah Hepatitis Akut Misterius Menyerang Anak di Beberapa Negara, Ini Antisipasi Kemenkes Indonesia

Tanggal 25 April 2022, CDC merilis di laman resminya cdc.gov bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat ini kini sedang menyelidiki kasus Hepatitis Akut misterius yang menyerang anak - anak.

Mengapa disebut misterius? Karena Hepatitis Akut ini tidak diketahui asal usulnya, seperti dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Kementerian Kesehatan Indonesia pun telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Seperti berita DeskJabar sebelumnya, Kementerian Kesehatan sudah ambil ancang-ancang.

Keseriusan pemerintah, melalui Kemenkes ini diwujudkan dengan Surat Edaran yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

Surat Edaran ini dikeluarkan pada tanggal 27 April 2022 dan ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.

Dalam SE Nomor HK.02.02/C/2515/2022 TENTANG KEWASPADAAN TERHADAP PENEMUAN KASUS Hepatitis Akut YANG TIDAK DIKETAHUI ETIOLOGINYA (ACUTE HEPATITIS OF UNKNOWN AETIOLOGY), digambarkan data WHO terkait penyakit Hepatitis Akut misterius ini.

Baca Juga: WASPADA! Kini Muncul Hepatitis Misterius yang Menyerang Anak, Sudah Masuk Asia, Akibatnya Bisa Fatal

Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala Hepatitis Akut

Dikutip dari laman kemkes.go.id, ketiga pasien yang meninggal ini sebelumnya mengalami gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian Hepatitis Akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

Baca Juga: Niat: PUASA SYAWAL, Apakah Harus Berturut-turut?, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

''Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,'' kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

Ia mengimbau, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, dan penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.***

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: WHO.Int Kemkes.go.id cdc.gov

Tags

Terkini

Terpopuler