Sekilas dari Mana Omicron, Nama Virus Serta Cara Penanggulangannya, Menurut Desakan Para Virologi

26 Februari 2022, 18:03 WIB
Ilustrasi Keparahan dari varian Omicron umumnya derajat ringan / Pixabay /Alexandra_Koch /

 

 

 

DESKJABAR - Omicron ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada 24 November 2021 dan saat ini telah menyebar ke seluruh dunia.

Sedangkan Omicron pertama kali masuk ke Indonesia diduga berasal dari warga negara Indonesia yang tiba dari Nigeria.

Gejala dari Omicron agak berbeda dengan varian sebelumnya terutama varian Delta.

Gejala yang ditimbulkan Omicron di London, yaitu pilek, sakit kepala, malaise (baik ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan.

Dikutip DeskJabar.com dari jurnal 'Biomedika dan Kesehatan' 2021,hlm.140.

Baca Juga: Ada Apa Tanggal 28 Februari 2022 Nanti?, Tiga Kalender Berbeda Cara Penanggalan

Perbedaan gejala dari varian sebelumnya, yaitu varian Alpha yang umumnya dijumpai gejala demam, batuk, dan kehilangan indra penciuman dan pengecap.

Menurut Kemenkes gejala yang ditimbulkan dari Omicron adalah flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.

Jadi, keparahan dari varian Omicron umumnya derajat ringan.

Penularan varian Omicron lebih mudah terjadi pada individu yang belum mendapatkan vaksin dan hal tersebut juga dapat menyebabkan timbulnya penyulit pada pengobatannya.

Omicron adalah varian ke-13 dari virus corona SARS-CoV-2 yang dinamai berdasar alfabet Yunani.

Baca Juga: Begini Kriteria Pasien Sembuh Omicron, Ini Cara Dapat Obat dan Vitamin Gratis dari Kemenkes RI

Penamaan Omicron ditetapkan pada 26 November 2021 oleh WHO berdasarkan anjuran dari Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE/Grup Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus).

Omicron memiliki beberapa mutasi yang dapat berdampak pada perilakunya, misalnya, seberapa mudah varian ini menyebar atau tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya.

Penderita Omicron memerlukan perawatan di rumah sakit yang lebih rendah dari varian sebelumnya.

Saat ini telah dikembangkan metode deteksi berbasis RT-PCR yang dikembangkan secara in silico yang dirancang sangat spesifik untuk mendeteksi varian Omicron yang dikenal dengan metode RT-qPCR.

Omicron bisa dicegah dengan vaksinasi dan melakukan disiplin protokol kesehatan.

Menurut WHO pencegahan selalu menjadi kunci. Para ahli virologi mendesak agar masyarakat segera melakukan vaksinasi dan memberikan dosis booster.

Baca Juga: 6 BENTUK KEKERASAN Terhadap ANAK Akibat PERANG, Berdasarkan Data UNICEF, Nomor 4 Menyayat Hati

Meningkatkan skrining dengan pemeriksaan berkala dan kepatuhan terhadap pedoman karantina dan isolasi.

Saat ini beberapa negara sedang mengembangkan vaksin spesifik, yaitu vaksin generasi kedua untuk Omicron.

Lantas, sedang dilakukan juga penelitian mengenai peningkatan dosis vaksin booster untuk mencegah penularan Omicron.***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler