Bukan Kasus Arteria Dahlan, Film Berbahasa Sunda Masuk Nominasi Film Terbaik Dunia di Berlin

21 Januari 2022, 06:32 WIB
Film Before, Now & Then (Nana), berbahasa Sunda tapi mampu menembus ranah internasional.  /instagram @kamilandini /

DESKJABAR- Di tengah gerahnya masyarakat Sunda dengan perkataan Arteria Dahlan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan hal yang membanggakan urang Sunda. 

Dalam instagram @ridwankamil, yag dirilis Kamis 20 Januari 2020 malam, Ridwan Kamil menposting berita bertajuk “Peristiwa Bersejarah!”

Isinya mengumumkan bahwa film pertama berbahasa Sunda masuk nominasi Film Terbaik Dunia di Berlinale 2022 (72nd Berlin International Film Festival @berlinale 2022).

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK PISCES HARI INI, 21 JANUARI 2022: Sukses di Depan Mata, Asmara Waktunya Move On!

Film tersebut berjudul Before, Now, Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini, produsen Ifa Isfansyah dan Gita Fara.

Berkaitan dengan kesundaan itu, Ridwan Kamil menyediakan giveaway Rp 1 juta kepada tiga pemenang yang mampu membuat kaliman dalam bahasa Sunda dengan huruf vokal ‘u’ semua, ‘a’ semua, atau ‘I’ semua. 

“Tulis terjemahan bahasa Indonesianya juga dan hastag #jabarjuara,” tulis Ridwan.

Ia mencontohkan kalimat, “Aa, rarayna kasar da jarawatna bararadag”.

Senada dengan Ridwan Kamil, Kamila Andini, sutradara film Nana dalam instagramnya @kamilandini, mengumumkan hal yang sama. 

“Dengan bangga kami mempersembahkan Before, Now & Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini dan produser Ifa Isfansyah & Gita Fara yang terseleksi untuk tayang perdana di program kompetisi utama 72nd Berlin International Film Festival @berlinale 2022,” katanya. 

Ia akan berkompetisi bersama dengan sutaradara Carla Simon, Claire Denis, Rithy Panh, Denis Cote, Paolo Taviani, Ulrich Siedl, Andreas Dresen, Hong Sang Soo, Isaki Lacuesta, dan François Ozon.

Baca Juga: Siapa Masahiro Higashide? Inilah Sejumlah Karirnya dan Alasan Mengapa Selingkuh dengan Erika Karata

Ia mengutip komentar Carlo Chatrian (Berlinale Artistic Director). yang mengatakan ini Nana merupakan proyek film yang sangat ambisius tentang sejarah Indonesia, tanpa kehilangan pendekatan pribadi dan orisinalitas dari perspektif perempuan.

Cerita pun dijalin dengan musik dan perasaan yang tidak bisa kita hindari.

Film berbahasa Sunda ini berdasarkan kisah hidup Raden Nana Sunani yang diadaptasi dari penggalan novel 'Jais Darga Namaku' karya Ahda Imran. 

“Di tahun 1960, cerita seorang perempuan biasa bernama Nana. yang bisa jadi adalah kamu, kakak, adik, ibu atau nenek kita semua,” kata Kamila Andini.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler