Cuaca Ekstrem Saat Kemarau di Bandung, Perkebunan Teh PTPN VIII Malabar Bertahan Baik

- 21 Juli 2023, 09:42 WIB
Suasana perkebunan teh Malabar PTPN VIII, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ketika musim kemarau.
Suasana perkebunan teh Malabar PTPN VIII, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ketika musim kemarau. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kondisi cuaca ekstrem yang melanda saat kemarau  2023 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat selama beberapa hari terakhir, beresiko membuat banyak tanaman pertanian dan perkebunan terpengaruh. Tetapi perkebunan teh PTPN VIII Kebun Malabar mampu mengatasi ketika terjadi suhu sangat dingin pada kondisi cuaca ekstrem.

 

Diantara para pelaku usaha perkebunan teh, cuaca dingin ketika kemarau ekstrem terjadi, diketahui biasanya munculkan dampak frost bagi tanaman-tanaman teh. Produksi pucuk terpengaruh menjadi menurun, ditambah siklus bahwa ketika kemarau produksi pucuk memang turun.

Adalah teknis dilakukan PTPN VIII Kebun Malabar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, melakukan upaya agar produksi pucuk di perkebunan tetap baik sesuai kondisinya selama kemarau ekstrem. Dengan cara dilakukan, areal perkebunan teh Malabar menjadi belum terdampak frost.

 Baca Juga: Teh Buatan Indonesia Perangi Produk Impor, untuk Selamatkan Perkebunan Teh dan Lingkungan

Teknis dilakukan

Sejumlah karyawan membuat api unggul saat malam hari di perkebunan teh PTPN VIII Malabar, agar suhu tetap terjaga dari ancaman dingin ekstrem terhadap tanaman.
Sejumlah karyawan membuat api unggul saat malam hari di perkebunan teh PTPN VIII Malabar, agar suhu tetap terjaga dari ancaman dingin ekstrem terhadap tanaman. dok PTPN VIII Kebun Malabar

Manajer Kebun Malabar PTPN VIII, Wawan Purnawarman, yang dikonfirmasi DeskJabar, Jumat, 21 Juli 2023 menunjukan bahwa pihak kebun terus melakukan cara penyiraman dan melakukan titik-titik api unggun. “Alhamdulillah sampai saat ini belum ada frost,” ujarnya.

Disebutkan, produksi agak turun karena memang pertumbuhan melambat karena air tidak optimal selama kemarau ekstrem.  Tetapi dengan cara pembuatan titik-titik api unggun pada malam hari membuat suhu mikro sekitarnya menjadi seimbang saat dingin ekstrem terhadap tanaman teh.

Pihak PTPN VIII diketahui sedang menggenjot produktivitas pada usaha perkebunan teh, sebagai salah satu upaya mendongkrak hasil usaha. Kondisi musim kemarau ekstrem tahun 2023, dicoba diatasi dengan teknis, agar produksi pucuk masih tetap baik sesuai kondisinya.

 Baca Juga: Bisnis Perkebunan Teh di Indonesia Genjot Kualitas Produksi di Pabrik untuk Merespon Pasar Domestik

Gambaran umum

SEVP Business Support PTPN VIII, Hariyanto, menyebutkan, perkebunan teh Malabar dijadikan percontohan penggerak kebangkitan bisnis perkebunan teh di PTPN VIII. Di perkebunan teh Malabar selalu dimunculkan inovasi atau terobosan, yang diarahkan agar usaha produksi dan bisnis teh menjadi lebih baik.

Sebagai gambaran umum, perkebunan teh Malabar yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, kini juga menjadi induk dari perkebunan teh Kertamanah dan Perkebunan Pasirmalang. Perkebunan Malabar cs merupakan unit perkebunan teh yang berlokasi pada kawasan tinggi.

 

Sementara itu, data statistik yang dilansir statista.com,  menggambarkan perkembangan bisnis teh Indonesia sampai tahun 2023.

Baca Juga: Komoditas Teh Masih Bisnis Potensial Perkebunan di Indonesia, Termasuk PTPN

Baca Juga: Nasib Perkebunan Teh Negara Dikhawatirkan , Jika Sub Holding PTPN Aset Terbentuk

Disebutkan, pendapatan di pasar teh berjumlah US$2,19 miliar pada tahun 2023. Pasar ini diharapkan tumbuh setiap tahun sebesar 4,75% (CAGR 2023-2028).

Sebagai perbandingan global, sebagian besar pendapatan dihasilkan di negara Cina (US$49.750,00 juta pada tahun 2023).

Sehubungan dengan jumlah penduduk, pendapatan per orang sebesar US$7,78 dihasilkan pada tahun 2023.

Di pasar teh, volume diperkirakan mencapai 118,20 juta kg pada tahun 2028. Pasar teh diperkirakan menunjukkan pertumbuhan volume sebesar 1,7% pada tahun 2024.

Volume rata-rata per orang di pasar teh diperkirakan mencapai 0,39 kg pada tahun 2023. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah