Pihak PTPN VIII diketahui sedang menggenjot produktivitas pada usaha perkebunan teh, sebagai salah satu upaya mendongkrak hasil usaha. Kondisi musim kemarau ekstrem tahun 2023, dicoba diatasi dengan teknis, agar produksi pucuk masih tetap baik sesuai kondisinya.
Baca Juga: Bisnis Perkebunan Teh di Indonesia Genjot Kualitas Produksi di Pabrik untuk Merespon Pasar Domestik
Gambaran umum
SEVP Business Support PTPN VIII, Hariyanto, menyebutkan, perkebunan teh Malabar dijadikan percontohan penggerak kebangkitan bisnis perkebunan teh di PTPN VIII. Di perkebunan teh Malabar selalu dimunculkan inovasi atau terobosan, yang diarahkan agar usaha produksi dan bisnis teh menjadi lebih baik.
Sebagai gambaran umum, perkebunan teh Malabar yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, kini juga menjadi induk dari perkebunan teh Kertamanah dan Perkebunan Pasirmalang. Perkebunan Malabar cs merupakan unit perkebunan teh yang berlokasi pada kawasan tinggi.
Sementara itu, data statistik yang dilansir statista.com, menggambarkan perkembangan bisnis teh Indonesia sampai tahun 2023.
Baca Juga: Komoditas Teh Masih Bisnis Potensial Perkebunan di Indonesia, Termasuk PTPN
Baca Juga: Nasib Perkebunan Teh Negara Dikhawatirkan , Jika Sub Holding PTPN Aset Terbentuk
Disebutkan, pendapatan di pasar teh berjumlah US$2,19 miliar pada tahun 2023. Pasar ini diharapkan tumbuh setiap tahun sebesar 4,75% (CAGR 2023-2028).