“Alhamdulillah, tertolong adanya pesanan dari sejumlah unit perkebunan teh swasta. Tetapi masih banyak stok bibit teh yang terancam menua, karena bisnis bibit teh terasa belum bergairah lagi,” ujar Ade.
Ia juga menunjukkan petak perbibitan tanaman teh miliknya di Desa Sawit, Darangdan, yang menurut dia sedikitnya 800.000 bibit belum terjual.
Gambaran serupa dilontarkan penangkar teh lainnya di Desa Sawit, Ajul, yang mengatakan, selama beberapa tahun terakhir bisnis bibit teh terasa stagnan.
Baca Juga: Pasar Cengkeh Tumbuh di Tahun 2023, Gairahkan Perkebunan Rakyat dan Lingkungan Hidup
“Yang terjual kecil sekali, itu pun kebanyakan pekebun teh hanya menyulam tanamannya. Selebihnya banyak yang belum terjual dan terancam afkir, bisa jutaan bibit,” ucapnya.
Diversifikasi usaha selain bibit teh
Karena kondisi demikian, Ajul menyebutkan dirinya pun melakukan diversifikasi usaha kepada komoditas lain.
Tetapi, usaha perbibitan tanaman teh tetap dilakukan. Walau tanda-tanda membaiknya kembali penjualan belum terlihat.
Baca Juga: Perkebunan Teh Rakyat di Tasikmalaya Direhabilitasi Tahun 2023