Dari Ternak Kerbau, Warga Lebak Banten Mampu Menyekolahkan Anak hingga ke Perguruan Tinggi

- 17 Juni 2021, 11:50 WIB
Pengembangan ternak kerbau yang dilakukan masyarakat Lebak Banten masih dikelola secara tradisional.
Pengembangan ternak kerbau yang dilakukan masyarakat Lebak Banten masih dikelola secara tradisional. /Antara/

Pengembangan usaha ternak kerbau di sini kebanyakan dari peninggalan orang tua.

Baca Juga: Budidaya Jamur, Pasarnya Bagus saat Pandemi COVID-19

Sebab, kata dia, di wilayahnya terdapat perkebunan kelapa sawit sehingga tumbuh rerumputan yang hijau untuk dijadikan pakan ternak kerbau.

Mereka peternak setiap hari ratusan ekor kerbau dilepas di lahan perkebunan untuk memanfaatkan rerumputan itu.

Selama ini, kata dia, warga yang berada sekitar perkebunan kelapa sawit masih menjadikan andalan ekonomi dari usaha ternak kerbau itu. "Kami setiap tahun bisa menjual kerbau lima ekor dengan penghasilan Rp90 juta, " katanya, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Euro 2021, Pendukung Wales Tutupi Rumahnya dengan Seragam Raksasa Setinggi 8 Meter

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan, pemerintah daerah terus meningkatkan populasi kerbau dengan rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) dengan membuka posko pelayanan di sejumlah kecamatan.

Saat ini, kata dia, jumlah populasi kerbau sekitar 19.000 ekor dan sudah masuk kategori swasembada daging di Kabupaten Lebak. Bahkan, kebutuhan untuk hewan kurban bisa dipasok ke luar daerah seperti Tangerang, Jakarta dan Bogor.

Ternak yang dikembangkan masyarakat jenis kerbau lumpur dan berat badannya bisa mencapai 500-600 kilogram dengan harga kisaran Rp15 juta - Rp25 juta per ekor.***

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah