Pelaku Industri Teh Indonesia Ingin Bersatu Membangkitkan dan Mengembangkan Pasar

- 16 Juni 2021, 21:22 WIB
Sejumlah jenis teh
Sejumlah jenis teh /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kalangan pelaku industri teh Indonesia bersiap bersatu untuk membangkitkan dan mengembangkan pasar pada era new normal pandemic COVID-19.

Sebab, terlihat ada peluang pasar berdasarkan permintaan yang harus dipenuhi dengan keunggulan kompetitif teh Indonesia.

Gambaran tersebut menjadi salah satu kesimpulan dari Sarasehan Teh Virtual Meeting, yang diselenggarakan Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Rabu, 16 Juni 2021.

Pertemuan untuk kesekian kali digelar sejumlah pelaku teh Indonesia, dengan tema untuk memulihkan bisnis teh.

Baca Juga: Beras Basmati dan Jenis Impor Khusus Sebenarnya Sudah Dikenai Pajak, Pebisnis Kebingungan

Salah seorang pembicara, Iriana Ekasari selaku  Direktur Utama PT Sila Agri Indonesia, menyampaikan bahwa para pelaku industri teh Indonesia harus bersatu merumuskan strategi yang membangun keunggulan kompetitif teh Indonesia.

Untuk menangkap peluang pasar di era new normal dan sangat pentingnya strategi pemenuhan permintaan pasar, salah satu yang harus digenjot adalah kemampuan pemasaran.

Tentunya, kemampuan pemasaran ini harus ditunjang dengan produk dan pelayanan, sistem perdagangan, standar industri, sistem logistik, suplai produksi dari kebun, sumber daya manusia, dan dukungan finansial.

“Diharapkan, dalam waktu tak terlalu lama, dilakukan pertemuan lagi secara virtual untuk membahas secara detail berbagai aspek terkait strategi pemenuhan permintaan pasar,” ujarnya.

Baca Juga: Kebijakan Pajak Beras Kelas Impor, Banyak Jenis Sebenarnya Sudah Mampu Diproduksi di Jawa Barat

Sedangkan Dian Hadiana selaku SEVP Operation PT Perkebunan Nusantara VIII, lebih menekankan strategi memproduksi teh yang steril dari residu anthraquinone dan pestisida di PTPN VIII.

“Kampanye bahwa produk teh Indonesia, khususnya PTPN VIII aman dari residu pestisida, diharapkan mampu merebut hati kepercayaan pasar,” ujarnya.

Diantara langkah peningkatan mutu keamanan pangan dari aspek produksi, ia pun menerapkan cara pengendalian steril residu pestisida melibatkan aspek sistem peringatan dini dan membentuk organisasi monitoring hama penyakit di tingkat kebun/afdeling.

Baca Juga: Otoritas Pasar dan Persaingan akan Selidiki Dominasi Google dan Apple

Untuk menggenjot produksi lebih baik dengan citra ramah lingkungan, disebutkan, juga diarahkan pada kebun-kebun RA, UTZ, ISO 22000, dilakukan konversi penggunaan bahan bakar padat kayu bakar ke wood pellet.

Ada pula Tri Maruto Aji, dari Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, yang menyarankan, bahwa unit-unit perkebunan di dataran tinggi yang memiliki prospek diarahkan citra kepada produk aman pangan, misalnya secara organik.

“Sebab, unit-unit perkebunan teh di dataran tinggi, secara ekologis masih belum banyak sumber-sumber kontaminasi dari aktivitas pertanian pada umumnya,” ujarnya. ***

 

  

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah