DESKJABAR – Pasar teh jenis sinensis (teh Cina) asal Jawa Barat dikabarkan kini sedang menjadi primadona dan bangkitkan bisnis teh asal Indonesia.
Namun penanaman dan produksi teh sinesis masih relatif terbatas di Jawa Barat. Produksinya masih segelintir terdapat di beberapa unit perkebunan teh swasta dan kebun petani teh rakyat di Cianjur dan Kabupaten Bandung.
Ada pun produksi teh sinensis yang kembali dikembangkan di Jawa Barat, adalah pucuk hijau dan pucuk merah. Dari penampilan, teh sinensis memiliki ukuran daun dan pucuk lebih kecil dibandingkan teh assamica.
Berdasarkan catatan DeskJabar, teh sinensis merupakan jenis teh pertama ditanam di Hindia Belanda (kini Indonesia) tahun 1870-an. Namun kemudian, yang dikembangkan adalah teh assamica (asal India) yang sampai kini umum masih diusahakan di Indonesia.
Personel bagian pengolahan perkebunan swasta Citambur-Sarilamping, Cianjur, Darmo, yang dikonfirmasi DeskJabar, Minggu, 13 Juni 2021, membenarkan, bahwa teh jenis sinensis memang sedang menjadi unggulan pasar.
Disebutkan, produksi teh sinensis selalu sudah ditunggu para calon pembeli. Namun Perkebunan Citambur-Sarilamping belum banyak mengusahakan tanaman teh sinensis ini.
Menurut Darmo, bahwa teh sinensis diproduksi dibuat teh hitam. Kini para pembeli lebih memilih teh jenis sinensis untuk jenis teh hitam.
Baca Juga: Di Balik Kelezatan Es Krim, Waspada Dampak Buruknya untuk Kesehatan Tubuh