DESKJABAR – Usaha perkebunan dan produksi teh Indonesia dimana Jawa Barat selaku produsen utama, sebenarnya kembali memiliki harapan peluang pasar yang bagus.
Adalah produksi teh hitam asal Indonesia, sebenarnya dapat menangkap peluang dan harapan ini.
Praktisi teh Indonesia yang sehari-harinya dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Al-Ghifari (Unfari) Bandung, Dr Dadan Rohdiana, kepada DeskJabar, di Bandung, Rabu, 3 Maret 2021, mengatakan, nilai perdagangan teh dunia diperkirakan akan menyentuh angka 81,6 miliar USD di tahun 2026.
Disebutkan, berdasarkan analisis pasar, segmen teh hitam menghasilkan pendapatan tertinggi pada tahun 2018 dan diperkirakan akan tetap mendominasi pasar dunia hingga 2026.
“Kenyataan ini dapat dikaikan dengan peningkatan jumlah peminum teh dunia disamping klaim kesehatannya yang lebih menonjol dibandingkan jenis teh lainnya,” ujar Dadan Rohdiana.
Namun dalam penjualannya, menurut Dadan Rohdiana, pasar teh tersegmentasi berdasarkan jenis, pengemasan, saluran distribusi, tempat penyajian dan wilayah.
Disisi lain, katanya, ternyata peran promosi juga ikut mendongkrak pertumbuhan segmen pasar teh hitam ini.
Kesadaran akan makna kesehatan, dikatakan, juga telah menempatkan teh sebagai minuman populer kedua setelah air putih.