Pasca Pandemi, Ridwan Kamil Datangkan Banyak Investor China ke Jawa Barat

- 28 Januari 2021, 10:01 WIB
Sepedamotor yang digunakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat berkunjung ke PT Agro Jabar, Kebun Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Rabu, 27 Januari 2021.
Sepedamotor yang digunakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat berkunjung ke PT Agro Jabar, Kebun Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Rabu, 27 Januari 2021. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, bahwa pasca pandemic Covid-19, akan mendatangkan banyak investor asal China ke Jawa Barat.

Menurut Ridwan Kamil, di Kecamatan Wanaraja, KabupatenGarut, Rabu, 27 Januari 2021, apa yang dilakukannya tersebut, merupakan salahsatu dari enam langkah mengubah pola ekonomi Jawa Barat.

“Yang pertama, adalah menarik banyak investasi dariTiongkok (negara China) ke Jawa Barat,” ujarnya dikutip DeskJabar, saat panen perdana jagung danperesmian smart green house PT Agro Jabar, di Kebun Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, Garut, Rabu, 27 Januari 2021.

Ia beralasan, bahwa investasi dapat bersifat padat karya.

Baca Juga: PTPN VIII Berniat Bangun Kawasan Industri di Utara Subang

Sebelumnya, perusahaan perkebunan negara PT Perkebunan Nusantara VIII, mengabarkan berniat membongkar dua unit perkebunan mereka di utara Subang, untuk dijadikawan kawasan industri.

Mereka menyebutkan, secara bertahap akan mengubah usaha perkebunan menjadi kawasan industri.

Alasannya, bahwa kawasan utara Subang terpengaruh pengembangan Pelabuhan Patimban dan Proyek Rebana.

Baca Juga: Pengontrolan Produksi Tanaman Hortikultura Kini Cukup Menggunakan HP

Bahkan, peresmian pembongkaran perkebunan di utara Subang, yang selama ini merupakan perkebunan karet, sudah dilakukan di Cibogo beberapa waktu lalu.

Menurut Manajer Kawasan PTPN VIII Djudjun Pantjadirachmat, untuk tahap awal, pembongkaran tanaman karet tersebut seluas 400 hektar sesuai izin yang diberikan.

“Nantinya, seluruh dua perkebunan di utara Subang memang akan diganti diubah menjadi kawasan industri. PTPN VIII berkolaborasi dengan sejumlah BUMN lain dalam pengelolaannya,” ujarnya.

Sementara itu, negara-negara kepulauan Pasifik beralih ke lembaga keuangan yang dipimpin China untuk menutup defisit pendanaan dalam anggaran mereka yang dilanda pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ada Sopir Ambulans di Kota Bandung Takut Disuntik Vaksin : Kadinkes, Untung Saja Tidak Sampai Kabur

Berawal hutang berakhir defisit

Kondisi ini terjadi, setelah opsi melelahkan pembiayaan dari mitra tradisional barat, memicu kekhawatiran bahwa kawasan itu menjadi lebih bergantung pada Beijing.

Kepulauan Cook, sebuah negara kecil berpenduduk sekitar 20.000 orang di Pasifik Selatan, beralih ke Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang didukung Beijing akhir tahun lalu.

Ini terjadi setelah pinjaman dari AS dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang dipimpin Jepang dan hibah dari sekutu dekat Selandia Baru gagal.

Baca Juga: PT Agro Jabar Diarahkan Menjadi Pemain Utama Bisnis Agro Jawa Barat

Pinjaman AIIB senilai 20 juta dolar AS kepada Kepulauan Cook adalah yang kedua setelah ekonomi Pasifik yang tegang dalam beberapa bulan terakhir.

Ini setelah Fiji mendapatkan fasilitas senilai 50 juta dolar AS, menandakan kedatangan bank pembangunan yang terkait erat dengan Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) China ke Pasifik.

Vanuatu, dengan populasi 300.000, juga mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah menerima hibah 12 juta dolar AS dari pemerintah China.

Baca Juga: PT Agro Jabar Membangun Kekuatan Bisnis Pangan

Sementara sebagian besar negara kepulauan Pasifik telah menggunakan perbatasan alami mereka untuk memerangi infeksi Covid-19.

Mereka menghadapi kesulitan ekonomi mengingat ketergantungan mereka pada pariwisata internasional, sektor yang tiba-tiba ditutup saat pandemi melanda.

Dilansir Antara, Senin, 25 januari 2021, jangkauan China yang berkembang di kawasan itu meresahkan Amerika Serikat dan sekutunya, yang telah menjadi kekuatan dominan di Pasifik sejak Perang Dunia II.

“China sangat bersedia meminjamkan uang kepada negara-negara kepulauan Pasifik mana pun. Meski Australia dan Selandia Baru telah mendorong pulau-pulau tersebut untuk melihatnya terlebih dahulu, jauh lebih mudah mendapatkan uang dari China," kata Fletcher Melvin, presiden Kamar Dagang Kepulauan Cook. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah