Cadangan Beras Tahun 2021 Diklaim Bakal Berlebih 7 Juta Ton

- 30 Desember 2020, 13:16 WIB
Pekerja memanggul karung beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Menteri Pertanian Syharul Yasin Limpo mengatakan ketersediaan pangan khususnya beras dalam kondisi aman, tersedia pasokan beras sebanyak tujuh juta ton untuk konsumsi hingga awal tahun 2021. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Pekerja memanggul karung beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Menteri Pertanian Syharul Yasin Limpo mengatakan ketersediaan pangan khususnya beras dalam kondisi aman, tersedia pasokan beras sebanyak tujuh juta ton untuk konsumsi hingga awal tahun 2021. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp. /GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO
 
DESKJABAR - Kementerian Pertanian mengklaim akan terjadi over stock alias kelebihan stok pangan pada tahun 2021 sampai sekitar 7 juta ton beras.
 
Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjamin ketersediaan pangan nasional terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan musim tanam jangka panjang hingga dua tahun ke depan.
 
"Secara umun 11 bahan pokok dasar kita dalam kendali aman. Khusus untuk beras kami telah mempersiapkannya sampai dua tahun kedepan sesua petunjuk Bapak Presiden," ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, melalui keterangan tertulis diterima DeskJabar, Selasa, 29 Desember 2020.
 
Mentan mengatakan, dalam mempersiapkan pasokan beras pihaknya sudah melakukan Musim Tanam (MT)1 dan 2 pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton, dimana produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.
 
 
Lebih lanjut, kata Mentan, pada musim tanam 2 ada sekitar 5,2 juta hektare lahan yang sudah ditanam dengan baik sejak Juli sampai Desember. Produksi ini menghasilkan 25 juta ton gabah kering, sehingga jika dijumlah dengan sisa yang ada maka akan terjadi over stock di tahun 2021 sekitar 7 juta ton.
 
"Ditambah untuk kesiapan pada 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020-Maret 2021 akan ada 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 menyampai 8-9 juta ton," katanya.
 
Namun begitu, Mentan mengakui masih ada beberapa hambatan yang disebabkan oleh cuaca. Karena itu pihaknya melakukan percepatan memburu air, percepatan in out pada daerah banjir, dan upaya lainnya.
 
 
"Insya Allah semua bisa berjalan dengan baik dan kita harus yakin bahwa pangan bisa tercukupi," katanya.
 
Di samping itu, lanjut Mentam, pemerintah telah mempersiapkan kebutuhan pangan melalui program jangka panjang food estate di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
 
"Beberapa daerah yang devisit kita lakukan maping untuk optimalisasi aktivitas yang ada di sana. Pengembangan food estate ini juga untuk mengurangi impor kita terhadap bawang dan kentang. Kedepan kita akan masuk ke Nusa Tenggara Barat (NTB)," tutupnya. ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah