PTPN VIII Gencarkan Distribusi Produk Teh

23 Oktober 2020, 15:49 WIB
Sejumlah produk teh. /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR – Perusahaan perkebunan negara yang berbasis di Jawa Barat-Banten, PT Perkebunan Nusantara VIII agresif melakukan pemasaran ritel produk tehnya secara domestik.

Dikabarkan, PTPN VIII melakukan sejumlah terobosan pemasaran, untuk mengusung dua brand produk tehnya, yaitu Walini dan Goalpara. Sejumlah kerjasama pemasaran dilakukan, untuk memperkuat penetrasi pemasaran kepada para konsumen dalam negeri.

Kasubag Komunikasi Perusahaan dan PKBL PTPN VIII, Venny Octariviani,yang dikonfirmasi DeskJabar, di Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020, membenarkan, bahwa sejumlah kerjasama pemasaran kini dilakukan.

Diantaranya, menyasar pangsa hotel, restoran, dan kafe, badan usaha milik negara, instansi, dll. Salah satu kerjasama dengan antar badan usaha milik negara, misalnya Perum Perhutani pada sejumlah obyek wisata.

Ada pun produk teh yang digencarkan dijual dalam negeri tersebut, adalah dalam kemasan dus. PTPN VIII sedang mengembangkan distribusi produk Walini, yang sebenarnya merupakan ikon lama BUMN perkebunan produsen terbesar teh Indonesia ini.

Beberapa tahun lalu, PTPN VIII juga diketahui pernah memproduksi minuman teh dalam kemasan botol plastik. Dalam sejumlah acara resmi digelar PTPN VIII, minuman teh dalam botol tersebut sering disuguhkan.

Baca Juga: Dua BUMN Perkebunan Incar Pasar Teh Domestik

Baca Juga: PTPN VIII Perluas Areal Kelapa Sawit dan Bangun Pabrik Sawit Baru

Baca Juga: PTPN VIII Kembangkan Kebun Sawit Ramah Lingkungan

Baca Juga: Usaha Teh dan Karet Tetap Prospektif untuk Perkebunan Swasta

Baca Juga: UU Cipta Kerja tak Berpengaruh ke Usaha Perkebunan

Museum pisang

Sementara itu di Jawa Timur, PT Perkebunan Nusantara XI atau PTPN XI mengembangkan museum pisang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ini sebagai upaya diversifikasi luar usaha yang bertujuan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada untuk memperkuat performa korporasi, serta mendukung dan memperkaya kearifan lokal Lumajang sebagai kota pisang.

General Manager Unit Usaha Strategis PTPN XI, Owen Dwi Hasudungan Gultom, Rabu saat berkoordinasi dengan jajaran Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari di Surabaya mengatakan, pengembangan yang dilakukan sejak tahun 2016 itu telah menghasilkan 37 jenis pisang, dari pisang konsumsi, pisang komersial hingga pisang hias.

"Ke depan, jenis pisang tersebut akan kami tambah jumlahnya sehingga melengkapi koleksi Museum Pisang, dan memperkaya wahana agrowisata edukasi Puslit," kata Owen Dwi, dikutip Antara, 21 Oktober 2020.

Kepala Puslit Sukosari, Nanik Tri Ismadi mengatakan, agrowisata Edukasi Puslit Sukosari telah terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang, dan menjadi salah satu destinasi wisata di Lumajang.

"Ini merupakan pengembangan fungsi Puslit yang awalnya merupakan lembaga penelitian PTPN XI, sehingga secara kelembagaan dibawah koordinasi Unit Usaha Strategis," kata Nanik. ***

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler