Bangkitkan Ekonomi, Pemerintah Harus Genjot Bansos dan BLT

18 Oktober 2020, 17:37 WIB
Penyaluran Bansos Jabar Tahap 3 akan dilakukan mulai 14 Oktober 2020 besok. Bansos kali ini berisi uang senilai Rp250 Ribu, dan sembako senilai Rp250 ribu. /HUMAS JABAR

 

DESKJABAR – Pemerintah diminta menggenjot bantuan sosial dan bantuan langsung tunai (BLT) dalam rangka meningkatkan permintaan, yang pada akhirnya ikut membangkitkan perekonomian nasional.

Hal itu dikemukakan Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani dalam acara rilis "Survei Nasional: Mitigasi Dampak COVID-19" di Jakarta, Minggu, 18 Oktober 2020.

"Kalau sisi suplainya saja yang didorong, namun sisi permintaannya lemah tentunya ini tidak menjadi optimal," katanya, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Permintaan Lele di Bali Meningkat , Pembelinya Sampai Rela Antre

Rosan mengemukakan, untuk bertahan, para pelaku usaha melakukan perputaran bisnis perusahaan hanya sebesar 40-50 persen. Mereka da pat bertahan karena telah melakukan banyak efisiensi.

"Namun, perlu kita ingatkan juga kita lebih banyak mendorong sisi suplainya. Padahal, untuk membangkitkan perekonomian, sisi permintaan atau demand lebih memiliki tantangan mengingat aspek permintaan berhubungan dengan ketidakpastian, kenyamanan, dan proyeksi," ujarnya.

Sementara itu, Rosan memperkirakan perekonomian nasional akan semakin membaik pada tahun depan.

Baca Juga: Kembali, Polda Metro Jaya Tangkap Artis Sinetron Karena Kasus Narkoba

Menurut Rosan, hal tersebut dikarenakan basis perekonomian nasional sudah rendah mulainya pada 2020, sehingga membuat para pelaku usaha dalam posisi bertahan.

Selain itu, lanjutnya, kehadiran vaksin Covid-19 turut memberikan hal positif bagi perekonomian nasional pada 2021.

Dia juga mengatakan bahwa seperti diketahui trennya pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,2 persen.

Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Kasus Positif Covid 19 Di Banda Aceh Mengalahkan Rata Rata Dunia

Sedangkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020, Kadin memprediksi antara minus 2 sampai dengan minus 3 persen dan kuartal IV 2020 akan lebih baik kontraksinya.

Menurut Rosan, pada kuartal II 2020, perekonomian Indonesia sudah menyentuh level terendahnya.

UMKM

Sementara itu soal sektor UMKM, Rosan mengemukakan, sektor ini harus terus didorong agar dapat bertahan di masa pandemi Covid-19.

"UMKM ini memang harus kita dorong untuk mereka agar bisa bertahan, jangan sampai yang UMKM yang sifatnya temporary impairment menjadi permanent impairment," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani dalam acara rilis Survei Nasional: Mitigasi Dampak Covid 19 di Jakarta, Minggu.

Menurut Rosan, tekanan terhadap UMKM pada masa Covid ini memang besar, di mana survei dari Asian Development Bank (ADB) menyatakan kurang lebih 48 persen UMKM yang mengalami berhenti secara mendadak.

Hal ini tentunya mengakibatkan hampir 50 persen pendapatan pelaku UMKM menurun. Ini yang coba dijaga supaya itu tidak terjadi tekanan yang besar.

Ketua Umum Kadin melihat dari stimulus-stimulus yang pemerintah sudah dorong, khususnya bantuan sosial angkanya juga relatif lebih cepat sekarang. ***

 

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler