9 Komoditas Perkebunan di Jawa Barat Tahun 2024, Naik Permintaan, Misalnya Karet, Teh, dan Cengkeh

1 Maret 2024, 16:10 WIB
Aneka komoditas perkebunan rakyat asal Jawa Barat. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Sebanyak 9 (sembilan) komoditas perkebunan rakyat di Jawa Barat panen 2024, memperoleh banyak permintaan dari pembeli. Sebagian dari komoditas disebutkan, bahkan memperoleh peningkatan pesanan dari para pembeli, baik pasar domestik maupun ekspor.

Usaha perkebunan rakyat di Jawa Barat masih menjadi salah satu usaha andalan masyarakat perdesaan. Bahkan, ketika sudah menjadi bahan olahan, para peminat dari konsumen dan industri di dalam negeri maupun ekspor diketahui tinggi, misalnya karet dan cengkeh.

Tampaknya, tahun 2024 menjadi masa kebangkitan usaha perkebunan rakyat, termasuk di Jawa Barat. Sebab permintaan pasar kembali meningkat, sehingga diharapkan dapat kembali munculkan kegairahan usaha bagi para pekebun maupun para pelaku usaha yang berkaitan.

 Baca Juga: Produksi Kopi Jawa Barat 2024 Diprediksi Naik, Februari ini Mulai Panen di Perkebunan

Inilah jenis komoditasnya

Sekretaris Gapperindo (Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia), Agus Sutirman, di Bandung, Jumat, 1 Maret 2024, menyebutkan, untuk tahun 2024 perkiraan permintaan pasar dari komoditas perkebunan Jabar masih didominasi oleh komoditas ungulan, yaitu kopi, teh, tembakau, cengkeh, gula (tebu, kelapa, aren), kakao, dan karet.

Permintaan pasar komoditas disebutkan, untuk dari perkebunan rakyat umumnya berupa produk primer (hasil olahan), seperti biji kopi (berasan), pucuk daun teh, daun tembakau, cengkeh kering, biji kakao kering, lump karet.

Disamping itu ada juga produk turunan lainnya yg mulai meningkat pada beberap tahun ini, seperti minyak atsiri (sereh, nilam, akar wangi). Kemudian ada juga permintaan terhadap produk vanili kering.

Dari gambaran tersebut, berdasarkan informasi sejumlah pelaku usaha perkebunan rakyat di Jawa Barat, yang paling mencolok permintaan pasar secara besar, adalah vanili kering, minyak atsiri, karet, biji kakao kering, cengkeh kering, kopi, pucuk daun teh, serta daun tembakau.

Salah satu gambaran, adalah komoditas karet alam dan cengkeh kering, dalam sejumlah pertemuan digelar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat di Bandung, baru-baru ini, beberapa pelaku usaha menyebut permintaan kembali tinggi pada tahun 2024.  

Baca Juga: Investasi Pabrik Karet Muncul di Purwakarta, Bisnis Perkebunan di Jawa Barat Punya Pasar Baru

Salah seorang petani pekebun asal Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Yadi, menyebutkan, sejumlah bandar cengkeh sudah mencari-cari ke kebun, untuk memperoleh kepastian pasokan bunga cengkeh maupun batangnya. Di Bandung Barat baik Cikalong Wetan dan Cipeundeuy masih banyak pohon cengkeh.

“Mungkin banyak bandar takut tidak kebagian stok bunga cengkeh tahun 2024 ini, ini menandakan permintaan pembelian meningkat lagi. Tahun 2023 produksi menurun tajam, tetapi tahun 2024 ini sudah ada gambaran permintaan juga naik,” ujar Yadi.

Ketua HKTI Jawa Barat, Nu’man Abdul Hakim, cenderung memperhatikan naiknya kembali permintaan pasar komoditas karet alam. Apalagi, kini harga karet alam kembali naik untuk bokar, untuk pembelian kepada para petani pekebun karet, termasuk di Jawa Barat.

Sedangkan tenaga fungsional Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Mochamad Sopian Ansori, mengamati usaha perkebunan teh rakyat di Purwakarta sudah kembali naik pembelian dari pabrik-pabrik swasta di sekitarnya.

“Pembelian meningkat dari Jawa Tengah, untuk dikemas lagi. Tampaknya, minat masyarakat minum teh kelas rakyat bagus kembali belakangan ini,” ujar Sopian Ansori, ketika sedang di Darangdan, Purwakarta. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler