Network
DESKJABAR – Minat investasi pabrik karet masih menjadi bisnis menarik berkaitan usaha perkebunan di Jawa Barat. Di Kabupaten Purwakarta ada pihak minat investasi pabrik karet, karena melihat realitas kebutuhan karet alam di dunia yang sebenarnya terus meninggi.
Munculnya investasi pabrik karet di Purwakarta, disebutkan membutuhkan pasokan karet alam. Fenomena ini menjadi saluran pemasaran karet alam di Jawa Barat bertambah, disamping para pembeli yang sudah ada dari sejumlah pabrik karet swasta di Sukabumi. Cianjur, dan Garut.
Barang-barang berbahan karet alam diketahui sangat tinggi di dunia, misalnya untuk industri otomotif, aneka barang kebutuhan, produk peralatan militer, infrastruktur dll. Tidak heran, Indonesia dan Thailand masih menjadi produsen terbesar karet alam dunia, walau Cina dan Vietnam terus mengembangkan areal perkebunan karet.
Informasi ada pihak bersiap investasi pabrik karet di Purwakarta, muncul pada pertemuan digelar HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dan Bio Tech Malaysia, yang dihadiri banyak pihak perusahaan perkebunan negara, swasta, dan pekebun rakyat, di Bandung, Kamis, 8 Februari 2024.
Baca Juga: Usaha Perkebunan Karet di Jawa Barat Ujicoba Teknik Baru Sadap Getah Hasil Lebih Tinggi
Gambaran kebutuhan
Investasi pabrik karet di Purwakarta itu berasal dari pihak swasta, dengan disebutkan Abe, salah seorang perwakilan dari perusahaan bersangkutan. Namun lokasinya tidak disebutkan dimana, hanya dikatakan dilakukan pada tahun 2024 ini dengan membutuhkan bahan baku pasokan karet alam.
Fenomena tersebut disambut positif oleh banyak pelaku usaha karet alam di Jawa Barat. Sebab, menunjukan bahwa pasar karet alam sebenarnya tetap bagus, dan berpeluang menghindari harga terdikte pembeli dari Singapura dan Cina.
Soal nasib usaha perkebunan karet rakyat di Jawa Barat, berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2024 luas arealnya turun menjadi sekitar 12.000 hektare dari semula 16.000-an hektare.
Pemasaran karet alam dari perkebunan rakyat di Jawa Barat, biasanya dibeli oleh bandar yang kemudian memasok kepada pabrik-pabrik karet swasta yang tidak punya kebun karet. Tetapi ada pula perkebunan rakyat punya pabrik karet sendiri yang dikelola koperasi.
