Jangan Dibuang, Ternyata Limbah Pohon Pisang Bisa Dibuat Karpet dan Hair Extension

19 April 2021, 11:45 WIB
Ternyata limbah pohon pisang bisa dibuat karpet dan hair extension. /Pixabay/Agustinfrancogonzalez/


DESKJABAR
– Ternyata limbah batang pohon pisang bisa dibuat menjadi barang-barang ramah lingkungan yang memiliki nilai ekonomi, seperti karpet dan hair extension.

Adalah perusahaan rintisan di Uganda yang berinovasi membuat bagian pohon pisang –batangnya-- yang biasa dibuang menjadi lebih bernilai ekonomi.

TexFad memanfaatkan serat pisang alami untuk menghasilkan barang-barang ramah lingkungan seperti karpet dan hair extension yang dapat terurai secara alami.

Baca Juga: Inilah 10 Tips Berpuasa di Bulan Ramadhan untuk Penderita Maag, Salahsatunya Jangan Lewatkan Makan Sahur

Ketika petani mengambil pisang dari pohonnya, mereka biasanya meninggalkan batang yang besar dan bulat yang akan membusuk dan dibuang. TexFad mengekstraksi serat dari bagian batang yang biasanya dibakar atau dibuang oleh petani.

"Ketika saya melihat sekeliling, saya melihat bahwa pisang tumbuh subur di negara ini, kami menghasilkan banyak limbah dari kebun pisang," kata Kimani Muturi, direktur pelaksana dan pendiri TexFad seperti dikutip dari Reuters.

TexFad, kata Muturi,  sedang bereksperimen dengan berbagai penggunaan serat pisang, memproduksi karpet dan produk hair extension untuk pasar.

Baca Juga: Perseteruan Vaksin Nusantara Ungkap Siapa Mafia Vaksin, Anggota DPR RI Akan Bongkar di Pansus

"Hair extension yang kami buat sangat mudah terurai secara alami," jelas Muturi, seperti dikutip dari Antara.

"Setelah digunakan, para kaum hawa akan mencopot dan menguburnya di tanah dan itu akan menjadi pupuk kandang untuk tumbuhan mereka."

TexFad juga sedang menguji proses pembuatan serat pisang sehalus kapas, sehingga bisa digunakan untuk pembuatan pakaian.

Baca Juga: Liga Super Eropa Diikuti 20 Tim Peserta, Inilah Format Kompetisinya

Baru-baru ini di pabrik TexFad di Mukono, sebelah timur ibu kota Kampala, para pemuda menumpuk batang pohon pisang sebelum membelahnya menjadi dua dengan parang dan memasukkannya ke dalam mesin.

Dari situ tercipta serat-serat kasar panjang yang dijejer untuk dikeringkan sebelum diproses dan digunakan untuk membuat karpet dan hair extension.

Muturi memperkirakan TexFad akan membuat 2.400 karpet tahun ini, lebih dari dua kali lipat produksi tahun lalu sehingga meningkatkan pendapatan.

Baca Juga: Ramadhan 2021, Menurunkan Berat Badan Sesungguhnya Sulit, Ini Tips dari Ahli Gizi

Perusahaan, yang memiliki 23 karyawan ini, menghasilkan sekitar 41.000 dolar AS tahun lalu, sebuah angka penjualan terbaik sejak rintisan itu diluncurkan pada 2013.

Perusahaan itu akan mengekspor karpet untuk pertama kalinya pada bulan Juni, ke pelanggan di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.

Muturi berpendapat, bahan organik yang ringan dapat menggantikan beberapa serat sintetis dan digunakan untuk membuat produk kertas seperti uang kertas di antara berbagai kemungkinan pemanfaatan.

Baca Juga: Kehadiran Wander Luiz dan Ezra Walian Bisa Mempertajam Lini Depan Persib, di Semifinal Kedua Lawan PS Sleman

Serat pisang adalah serat masa depan, katanya. ***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler