SATRIA-1 menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau satelit dengan kapasitas data yang besar.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan menggunakan satelit ini khusus untuk menyelenggarakan layanan internet. Satelit ini memiliki kapasitas 150GBps.
Ketika mengorbit pada 2023, SATRIA-1 bisa menghadirkan internet di 150.000 titik layanan publik, terutama di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Masih ada daerah di Indonesia yang belum terjangkau kabel serat optik sehingga sinyal internet 4G belum masuk di sana.
Konstruksi satelit SATRIA-1 masih berlangsung saat ini, ditangani oleh Thales Alenia Space di Prancis. Pemerintah berencana menggunakan roket Falcon 9-5500 dari SpaceX untuk peluncuran satelit ini nanti.
Selain itu, Kominfo juga sedang membangun stasiun bumi untuk mengendalikan dan mengawasi SATRIA-1. Menurut rencana, akan ada 11 stasiun bumi, yaitu di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Baca Juga: UMUMKAN SEGERA Tersangka Kasus Subang, Dia akan Bernyanyi dan Ungkap Siapa Saja yang Terlibat
5. Teknologi robot
Teknologi robot berkembang pesat belakangan ini, dan mulai bisa digunakan untuk pekerjaan sehari-hari di rumah.
Raksasa teknologi Amazon beberapa bulan lalu meluncurkan robot bernama Astro yang bisa dijadikan asisten di rumah.