JANUARI 2024, 25.000 Pekerja Jadi Korban Gelombang PHK Massal oleh 100 Perusahaan Teknologi Terkemuka

31 Januari 2024, 06:35 WIB
Januari 2024 sekitar 100 perusahaan teknologi ramai-ramai gelombang PHK massal, termasuk perusahaan terkemuka Microsoft. /Microsoft/

DESKJABAR – Berita mengejutkan datang dari sektor perusahaan teknologi yang dianggap di era sekarang sebagai sektor yang paling banyak mendapatkan keuntungan. Namun nyatanya di Januari 2024, tercatat hampir 100 perusahaan teknologi telah melakukan gelombang PHK massal yang menelan korban sekitar 25.000 karyawan.

Gelombang PHK massal dalam empat minggu pertama di tahun 2024 ini juga dilakukan perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka seperti Meta, Amazon, Microsoft, Google, TikTok, dan Salesforce. Microsoft bahkan di awal tahun ini sudah melakukan PHK terhadap sekitar 1.900 karyawan di divisi game.

Baca Juga: RATUSAN Lampu di Sepanjang Jalan Layang atau Flyover Kopo Bandung Jawa Barat Hilang Dicuri

Gelombang PHK massal mengejutkan di awal tahun 2024 ini menandai ketidakmampuan sektor ini untuk menghentikan gelombang PHK massal yang terjadi sebelumnya saat dunia didera Pandemi Covid-19.

Menurut laporan  layoffs.fyi yanag selama ini sebagai pemerhati sektor industry teknologi menyatakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun pertumpahan darah bagi industri teknologi. Hal itu ditandai dengan sekitar 260.000 pekerjaan hilang , yang merupakan 12 bulan terburuk bagi Silicon Valley sejak jatuhnya dot-com pada awal tahun 2000-an.

Para eksekutif perusahaan-perusahaan teknologi membenarkan bahwa gelombang PHK massal itu terjadi akibat banyaknya perekrutan tenaga kerja akibat pandemi, inflasi yang tinggi, dan lemahnya permintaan konsumen.

Kini pada tahun 2024, sebagian besar tenaga kerja di perusahaan teknologi telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, inflasi hanya separuh dibandingkan tahun lalu, dan kepercayaan konsumen kembali pulih.

Namun kenyatannya, kondisi tersebut tetap saja tak mampu menghadang gelombang PHK yang terjadi dalam 4 minggu pertama di tahun 2024.

Baca Juga: TARGET Realisasi Investasi di Jawa Barat pada 2024 Rp 250 Triliun, Pemprov Jabar Siapkan Langkah Berikut

Semua perusahaan teknologi terkemuka yang kembali melakukan gelombang PHK pada tahun ini mempunyai dana tunai yang sangat besar dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar, sehingga pemutusan hubungan kerja dinilai tidak akan mengganggu perusahaan.

Gelombang PHK akan Terus Berlanjut

Para pengamat industri teknologi beranggapan bahwa gelombang PHK di sektor ini akan terus berlanjut. Sebab ya itu tadi, meski pasca pandemi sejumlah kondisi pendukung telah membaik namun kenyataanya di awal tahun 2024 bahkan gelombang PHK massal belum berhenti.

Salah seorang pengamat bahkan menuduh gelombang PHK akan terus terjadi guna memuaskan para pemegang saham.

Jeff Shulman, seorang profesor di Foster School of Business Universitas Washington, manila bahwa PHK tampaknya membantu harga saham mereka, jadi perusahaan-perusahaan ini tidak melihat alasan untuk berhenti melakukan PHK.

Menurutnya, beberapa startup teknologi kecil kehabisan uang tunai dan menghadapi kesulitan penggalangan dana seiring dengan berakhirnya era uang mudah, yang telah mendorong pengurangan tenaga kerja.

Namun para ahli mengatakan bagi sebagian besar perusahaan teknologi besar dan publik, tren PHK bulan ini bertujuan untuk memuaskan investor.

“Pekerja lebih nyaman dengan hal ini, investor saham mengapresiasinya, jadi saya pikir kita akan melihatnya terus berlanjut untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Baca Juga: Kinerja Angkutan Barang KAI Tahun 2023, Naik 10 Persen Dibanding 2022

Alasan lain adalah suku bunga yang berada di kisaran 5,5%, telah meningkat secara substansial dari tingkat yang mendekati nol selama pandemi. Dan beberapa perusahaan teknologi merombak stafnya untuk memprioritaskan investasi baru pada AI generatif.

Namun para ahli mengatakan faktor-faktor tersebut tidak cukup menjelaskan kegilaan PHK yang terjadi bulan ini.

Apa pun yang memicu perampingan tenaga kerja di bidang teknologi, Wall Street telah memperhatikannya. S&P 500 telah mencetak banyak rekor sepanjang masa bulan ini, dipimpin oleh saham -saham teknologi Magnificent Seven . Alphabet, Meta dan Microsoft semuanya mencetak rekor baru, dengan kekayaan Microsoft kini melebihi 3 triliun dolar AS.

Dan ketika Wall Street menguat karena berita tentang karyawan teknologi yang di-PHK, semakin banyak perusahaan teknologi yang memecat pekerjanya.

Profesor bisnis Stanford, Jeffrey Pfeffer, menyebut fenomena perusahaan-perusahaan di satu industri meniru pemutusan hubungan kerja (PHK) satu sama lain sebagai "peniruan PHK".

"PHK di industri teknologi pada dasarnya merupakan contoh penularan sosial, di mana perusahaan meniru apa yang dilakukan perusahaan lain,” papar Pfeffer. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler