Profil dan Biografi KH A Bunyamin Ruhiat, Rais Syuriyah PBNU dan Pimpinan Ponpes Cipasung Tasikmalaya

- 19 November 2022, 14:23 WIB
Sosok ulama kharismatik Pimpinan Ponpes Cipasung Tasikmalaya yang juga Rais Syuriyah PBNU, KH Abun Bunyamin Ruhiat. wafat Sabtu, 19 November 2022 pukul 10.00 WIB di Rumah sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC) Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sosok ulama kharismatik Pimpinan Ponpes Cipasung Tasikmalaya yang juga Rais Syuriyah PBNU, KH Abun Bunyamin Ruhiat. wafat Sabtu, 19 November 2022 pukul 10.00 WIB di Rumah sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC) Tasikmalaya, Jawa Barat. /Tangkapan Layar/laduni.id/

DESKJABAR - Sosok ulama kharismatik yang juga Rais Syuriyah PBNU, KH A Bunyamin Ruhiat. wafat Sabtu, 19 November 2022 pukul 10.00 WIB di Rumah sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC) Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kabar duka tersebut dikonfirmasi Ustadz Dendi Yuda, menantunya. “Iya, betul,” ujarnya dikutip dari nu.or.id, Sabtu 19 November 2022.

KH A Bunyamin Ruhiat yag akrab dipanggil Kiai Abun adalah Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Ia juga mengemban amanah sebagai Rais Syuriah PBNU masa khidmah 2022-2027. 

Baca Juga: Orang Tasikmalaya Catat Sejarah, Jadi Masinis Pertama Kereta Cepat Saat Uji Coba: Ini Kesannya

Baca Juga: MARCO, Bule Kanada di Sekitar Ponpes Kalangsari Milik Ayah Teh Ninih Aa Gym: Hidup Bertani dan Berkebun

Profil dan Biografi

Berikut ini profil dan biografi KH A Bunyamin Ruhiat. Sosok ulama kharismatik asli Tasikmalaya ini lahir pada 27 September 1949.

KH A Bunyamin Ruhiat adalah anak ke sembilan dari 14 bersaudara dari pasangan KH. Ruhiat dan Hj. Siti Aisyah Pendiri Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya.

KH A Bunyamin Ruhat atau Kiai Abun sangat mencintai ilmu, baik di bidang agama maupun pengetahuan umum. Kecintaannya terhadap ilmu ditularkan kepada santrinya dengan menekankan keharusan berkomitmen pada dunia ilmu dengan cara mengaji.

Kecintaannya kepada ilmu juga ia refleksikan pada kebiasaannya melakukan muthala’ah, membuat catatan pidato, ceramah, atau khutbah.

Semua ilmu yang didapat KH A Bunyamin Ruhiat ditempuhnya dalam dua cara. Yakni melalui pendidikan nonformal dan pendidikan formal.

Baca Juga: Pemkab Ciamis Buka Lowongan Kerja: Dibutuhkan 1150 Guru, 378 Tenaga Kesehatan, 174 Tenaga Teknis

Secara non formal, KH A Bunyamin Ruhiat memperoleh ilmunya dari sang Ayah KH. Ruhiat secara langsung di Pondok Pesantren Cipasung

Sedangkan pendidikan formalnya dimulai di Sekolah Rendah Islam (SRI) Cipasung pada tahun 1955 sampai 1961. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam Cipasung sampai 1964.

Berlanjut di SMA Islam Cipasung dari 1964-1967. Tamat SMA, lanjut ke Perguruan Tinggi Islam (PTI) Cipasung hingga memperoleh gelar Bachelor of Art (BA)

Masih merasa haus dengan ilmu pengetahuan, KH A Bunyamin Ruhiat memutuskan untuk kuliah lagi di Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bandung yang sekarang bernama UIN Bandung.

Di IAIN KH A Bunyamin Ruhiat mengambil jurusan bahasa Arab pada tahun 1974-1976 dan berhasil lulus memperoleh sarjana penuh (Drs).

Baca Juga: IPB University, Prodi Pengembangan Industri Kecil Menengah, Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN PT

Pada tahun 2002 sampai 2004, KH. A Bunyamin Ruhiat melanjutkan studinya ke program Magister di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dari UII Yogyakarta, KH A Bunyamin Ruhiat memperoleh gelar Magister Studi Islam.

Sosok yang paling berpengaruh dalam mengisi keilmuan KH A Bunyamin Ruhiat adalah ayahnya sendiri KH Ruhiat dan Prof KH Anwar Musahdad (mantan Rektor IAIN saat KH A Bunyamin Ruhiat kuliah).

KH. A Bunyamin Ruhiat menjadi penerus estafet perjuangan dalam mengembangkan pesantren Cipasung setelah KH Ruhiat (ayah) dan KH Moh Ilyas Ruhiat (kakak).

Dalam organisasi, KH A Bunyamin Ruhiat tercatat sebagai:

  • Rais Syuriyah PBNU masa khidmah 2022-2027
  • Rais Syuriah PCNU Kabupaten Tasikmalaya

Baca Juga: Update Kabar Pembangunan Tol Getaci November 2022: Proses Terus Berjalan, Ini Progresnya

Disela-sela kesibukannya yang begitu padat, semasa hidupnya KH A Bunyamin Ruhiat selalu menyempatkan diri untuk menulis. Di antara karya tulisnya yaitu:

  • Diktat Jurumiah (Bahasa Sunda)
  • Metode Pengajaran Akhlaq (Analisis Isi Kitab Ta’lim Muta’alim)
  • Metode Belajar di Pesantren Menurut Syekh az-Zarnuji.

"Allaahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihii wa’fu anhu wa akrim nuzu lahu wa wassi’ madkhalahu waghsilhu bilmaai wats-tsalji walbaradi wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wazaujan khairan min zaajihi wa adkhilhuljannata wa ‘aidzhu min ‘adzaabilqabri wafitnatihi wamin ‘adzaabinnaari". Aamiin YRA.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Laduni.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x