ALMARHUM Tjetje Hidayat Padmadinata Tak Ingin Orang Sunda Hanya Jadi Penonton, Punya Harga Diri Buktikan!

- 9 November 2022, 17:52 WIB
Inilah pesan penting yang sering digaungkan  Tjetje Hidayat Padmadinata
Inilah pesan penting yang sering digaungkan Tjetje Hidayat Padmadinata /

DESKJABAR – Kabar duka menyelimuti masyarakat Jawa Barat, setekah salah seorang tokoh yang juga dikenal sebagai sesepuh Sunda, Tjetje Hidayat Padmadinata, meninggal dunia pada Rabu 9 November 2022.

Tokoh kelahiran 23 Juni 1933 itu dikenal sebagai budayawan, tetapi juga aktivis dan politikus lintas zaman.

Pesan penting yang seringkali digaungkan Tjetje Hidayat Padmadinata adalah mendorong orang Sunda untuk tampil di pentas nasional.

Baca Juga: BREAKING NEWS, Tokoh Sunda Tjetje Hidayat Padmadinata meninggal dunia, ini profil biodata dan pengaruhnya

Kabar meninggalnya Tjetje Hidayat diinformasikan Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof.Dr.H.M. Didi Turmudzi, M.Si, pada Rabu sore.

"Pinisepuh Paguyuban Pasundan. Anjeunna jalmi Sholeh. Insya Allah anjeunna ditempakeun dina tempat anu sae mungguh Allah Subbhanahu Wa Ta Ala. Mugia Almarhum ditampi Iman Islamna. Sareng dipasihan kakiatan ka kulawargi anu dikantunkeun, Aamiin." kata M. Didi Turnydzi.

Tokoh yang lahir di daerah Kabupaten Bandung tersebut, tidak saja mengingatkan akan pentingnya Bandung, tetapi juga mendorong orang Sunda untuk tampil doi pentas politik nasional.

Pesan penting ini pernah disampaikan Tjetje Hidayat menjelang Pilpres 2014.

Hal itu dikemukakan Tjetje Hidayat di kanal YouTube Kang jendral dengan judul “Orang sunda jangan jadi penonton yang bengong” yang tayang pada Desember 2013.

Ketua Angkatan Muda Siliwangi 1974 mempertanyakan apakah orang sunda cukup puas atau tidak malu sebagai penonton.

Menurutnya, jika orang Sunda itu kegiatannya hanya kebudayaan, pendidikan, atau kesenian saja, itu tidak cukup.

Baca Juga: MENGEJUTKAN, di Piala Dunia 2022 Qatar, Skuad Brasil Tanpa Diperkuat Striker Liverpool, Roberto Firmino

“Kalau hanya kegiatannya kebudayaan, pendidikan, atau kesenian,, maka tidak usah merdeka kita ini. Karena waktu zaman penjajahan Belanda pun itu juga tdk dilarang,” tuturnya.

Tjetje Hidayat dengan tegas mengingatkan apakah orang sunda ini sadar bahwa negara itu lembaga politik tertinggi.

“Apakah orang Sunda ini cukup puas atau hanya ingin menjdi penonton saja,” tanyanya.

“Kalau saya tidak mau Karena ini persoalan pride and dignity,” paparnya.

“Apakah orang sunda punya kebanggan dan harga diri? Kalau ya, buktikan,” ujar Tjetje Hidayat.

Kalaupun saat mencalonkan jadi Presiden tidak berhjasil atau jadi wapres saja tidak berhasil, menurutnya itu tidak menjadi masalah.

Baca Juga: GEMPA MEGATHRUST, Daftar 5 Daerah di Jabar Berpotensi Tsunami, BRIN: Bisa Lebih Besar dari Tsunami Aceh 2004

“ Tapi itu akan berdampak besar bagi orang Sunda pada 5 tahun ke depan,” paparnya.

Tjetje Hidayat menegaskan bahwa para iunohong Sunda tidak mau orang Sunda hanya jadi penonton saja.

Demikian pula terkait Bandung, dalam kesempatan lain Tjetje Hidayat pernah mengingatkan bahwa jangan sampai Bandung kalah dalam sector apapun oleh daerah lain di Indonesia.

"Bapa nitip Bandung sagemblengna (secara keseluruhan), ulah nepika eleh ku kota sejen (jangan sampai kalah oleh kota lain)," tuturnya.

“Pokona mah urang lembur kudu daek ngurus lemburna sorangan, da teureuh kadatuan mah ayana di Kabupaten Bandung (Pokonya orang asli daerah harus mau mengurus daerahnya sendiri. Karena trah pemimpin adanya di Kabupaten Bandung,” ujarnya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x