Kisah Sukses Sri Rezeki Jualan Keripik Kulit Semangka, Bisnisnya Berkembang Hingga Luar Negeri

20 Juli 2023, 08:44 WIB
Sri Rezeki, perempuan asal Kediri menujukan produknya, keripik kulit semangka. / PNM Mekkar/

 

 

 

DESKJABAR - Sri Rezeki namanya. Sesuai namanya ternyata sesuai juga dengan buah hasil usahanya. Dia mengolah usahanya dari kecil hingga sukses seperti sekarang.

Merangkak dari awal, bahkan sempat dicibir dan diragukan, tetapi sekarang Sri mempunyai omset Rp 6-7 juta per bulannya. Produk pesanannya tembus hingga ke luar negeri.

Jenis usahanya juga terbilang jarang. Dengan kreativitasnya, perempuan berusia 47 tahun itu mengolah sesuatu yang tidak mungkin menjadi makanan enak dan laris di pasaran.

Baca Juga: BAC Dapat Bukti Baru Pelanggaran Proyek Masjid Al Jabbar, BAC Percaya Diri Laporkan Gubernur Jabar ke Kejagung

Kulit Semangka

Kulit semangka yang dia olah. Seperti kita ketahui, seringkali kulit semangka dibuang setelah mereka menyantap daging buahnya.

Ini juga berawal dari keprihatinan Sri yang melihat petani di kampungnya di daerah Kediri, Jawa Timur.

Buah semangka yang setengah busuk banyak dibuang oleh para petani. Sementara, kulitnya masih bagus.

Baca Juga: Korupsi Wali Kota, Pegiat Antikorupsi:Uang Haram ke Pejabat, Birokrat, Pengusaha dan Politisi Sudah Nggak Aneh

Dari sini, Sri berfikir daripada dibuang kenapa tidak diolah saja, disulap menjadi makanan enak dan mempunyai nilai jual. Sejak saat itu, Sri mulai bereksperimen dan mencoba idenya itu.

Peran PNM Mekkar

Awal meniti karir pun juga tak lepas dari peran PNM Mekkar, lembaga pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pendampingan usaha dan pemberian ruang berupa modal dalam menjalankan usaha kecil menengah (UMKM).

Sekilas informasi PNM Mekkar kini sudah diikuti 14,6 juta nasabah dari berbagai daerah, mulai dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai bentuk klasterisasi UMKM.

Baca Juga: Perhutanan Sosial di Perhutani Resiko Berbahaya Bagi Lingkungan Hidup Kehutanan

Dan, kudapan menjadi salah satu dagangan yang digemari pelaku UMKM karena mudah dan variasinya banyak.

Dibawah bimbingan PNM Mekkar, Sri memulai rencana dan idenya itu.

Kilas Perjalanan

Eksperimen dimulai. Sri mengolah kulit semangka itu menjadi kripik. Sempat gagal, namun Sri tak pernah menyerah dan terus mencoba lagi, hingga mencapai kualitas yang diinginkan juga laris di pasaran.

"Akhirnya saya jual dengan kualitas yang sekarang, renyahnya sudah bisa bertahan sampai dengan empat bulan," ucap Sri belum lama ini.

Rasa keripik kulit semangka ini juga menjadi perbincangan banyak orang, terutama di daerahnya di Kediri.

Baca Juga: Airlangga Tegaskan Anggaran Tol Getaci Dipecah Tahun 2024 Hanya Sampai Ciamis, Cilacap Kapan?

Bahkan, ada yang berpendapat keripik semangka Sri seperti kudapan usus ayam.

Setelah beberapa inovasi yang dicobanya, Keripik Kulit Semangka akhirnya muncul dengan berbagai varian seperti balado, jagung, manis, dan keju.

"Yang paling digemari itu rasa balado dan original. Kata ibu-ibu tetangga kalau original enaknya dimakan pakai nasi kalau enggak ada lauk," kata Sri sambil tertawa kecil.

Pesanan Tembus ke Qatar

Keripik semangka ini sekarang laris di pasaran, sampai ke luar daerah seperti: Jakarta, Manado dan Makassar. Bahkan, penjualannya sudah sampai ke Qattar.

"Saya jual hanya lewat WhatsApp saja sih dan langsung antar ke teman. Keripik kulit emangka saya ini juga sudah sampai ke Qatar, ada yang pesan di sana dan sudah diterbangkan produknya," ujar Sri.

Kripik itu dibungkus 100 gram per kemasan dan dijual dengan harga Rp 10 ribu.

Dan sekarang dari hasil penjualan keripik kulit semangka ini omsetnya sudah mencapai Rp 6-7 Juta per bulan.

Sempat Dicibir

Sri mengatakan, tidak menyangka usahanya bakal sukses seperti sekarang ini, maju, banyak pesanan ke luar kota, bahkan bisa tembus sampai ke Qatar.

Tidak ada yang menjamin jika usahanya bakal berkembang seperti sekarang ini. Bahkan, pada perjalanan di awal-awal, kata Sri, perjuangannya itu tidak mudah.

Mulai dari terima cibiran dan kritikan banyak orang, termasuk tiada dukungan dari kerabat bahkan hingga suaminya.

Namun, berkat perjuangan yang gigih usaha ini akhirnya berkembang dan membuahkan hasil.

Dari sini, kita dapat mengambil contoh, kisah Sri Rejeki berbicara banyak akan kegigihan dan ide inovatif yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha.

Mengalami berbagai tantangan dan cibiran, akhirnya Sri bisa sampai tujuan, membuktikan bahwa usahanya tidak sia-sia, berkembang pesat hingga kini.

Dan, sampai saat ini, Sri seringkali mengucapkan terima kasih kepada PNM Mekaar atas pendampingan usaha dan pemberian ruang bagi Sri untuk modal dalam menjalankan usahanya.

Hal ini menginspirasi banyak nasabah PNM lainnya dalam menata jalan menuju kesuksesan.***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler