Program Vaksinasi Covid-19, Brazil Bakal Susul Indonesia

- 21 Oktober 2020, 19:58 WIB
Vaksinasi
Vaksinasi /Pixabay/Katja Fuhlert/

DESKJABAR - Pemerintah Brazil akan menyusul Indonesia dalam program vaksinasi Covid-19, yang kemungkinan dimulai Januari 2021. Vaksin Sinovac dari China termasuk yang akan dipakai bersamaan dengan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford University.

Dilansir dari laman Reuters, vaksin eksperimen asal China yang disebut Coronavac, akan digunakan untuk memvaksinasi warga Brazil, terutama di negara bagian Sao Paulo yang merupakan wilayah terbesar di Brazil.

Hal ini sekaligus menandai sukses besar Sinovac karena vaksinnya akan digunakan di dua negara dengan jumlah penduduk di atas 200 juta jiwa. Sebelumnya, vaksin yang tengah menjalani uji klinis tahap III di Bandung, direncanakan akan dipakai untuk imunisasi di Indonesia pada November 2020.

Indonesia dikabarkan akan memulai vaksinasi pada November 2020. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, 9,1 juta dosis vaksin akan tersedia hingga akhir 2020. Pemerintah telah menjajaki kerja sama dengan empat produsen vaksin, yakni Sinovac, Sinopharm, dan CanSino dari Tiongkok, kemudian AstraZeneca dari Inggris.

Baca Juga: Ronaldo vs Messi, Rivalitas di Liga Champions yang Terus Berlanjut

Di Brazil, vaksin asal China tersebut sedang menjalani uji klinis oleh pusat riset pemerintah Butantan Institute di Sao Paulo. Pemerintah federal juga berencana membeli vaksin asal Inggris dan memproduksinya di pusat riset biomedis FioCruz di Rio de Janeiro.

Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan, setelah rapat dengan Kementerian Kesehatan, pemerintah setuju untuk membeli 46 juta dosis vaksin Sinovac. Program vaksinasi nasional kemungkinan dimulai pada Januari 2021, sekaligus termasuk aksi imunisasi pertama di benua Amerika terhadap virus corona.

Kali ini, Joao Doria tidak lagi menyebut nilai kontrak pengadaan vaksin. Sebelumnya, pada awal Oktober 2020, Gubernur Joao Doria menuai kontroversi setelah menyatakan bahwa Brazil dan Sinovac telah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan harga hanya $1,96 (Rp 29 ribu) per dosis.

Baca Juga: Bayern Munich vs Atletico Madrid, Tuan Rumah Dibayangi Ancaman Covid

Sewaktu Bio Farma mengklarifikasi berita itu ke Sinovac, perusahaan asal China itu mengirimkan surat elektronik resmi, yang memastikan bahwa pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai $90 juta (Rp1,33 triliun) dengan pemerintah Brazil tidak tepat. Biaya pengiriman tiap dosis vaksin saja sekitar $2 (Rp29.500).

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Reuters Kementerian Kesehatan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x