Demonstrasi Buruh, Muncul Hasutan Agar Pelajar Berbuat Kerusuhan

- 20 Oktober 2020, 17:50 WIB
Demonstrasi buruh di jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020
Demonstrasi buruh di jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020 /Antara/

DESKJABAR - Unjuk rasa atau demonstrasi yang dilakukan saat banyak orang yang tergabung  Aliansi Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), digelar dakan aksi  menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta Pusat, Selasa, 20 Oktober 2020.

 

Terdapat tujuh tuntutan massa di antaranya menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, segera bebaskan tanpa syarat seluruh rakyat yang ditangkap dan hentikan penganiayaan terhadap rakyat yang menolak pengesahan UU Cipta Kerja. Juga memberikan kompensasi dan jaminan keselamatan rakyat terdampak pandemi Covid-19 dengan pelayanan dan akses kesehatan gratis dan berkualitas.

Dilansir Antara, Selasa, Koordinator GBSI, Suja Supriadi, dikutip Antara, menyebutkan, Ssbisa mungkin kita akan jaga formasi ini saat bergabung dengan massa lainnya di Menara Pandang, Istana Merdeka.  Selain itu setiap buruh dilengkapi dengan cairan pencuci tangan hingga wajib bermasker.

Buruh yang berasal dari sejumlah pabrik di Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur bergabung di Jalan Merdeka Selatan untuk menyuarakan penolakan Undang-Undang Cipta Kerja.

Aliansi GSBI terdiri atas Gerakan Reforma Agraria, Pemuda Baru Indonesia hingga Serikat Perempuan Indonesia.

Tampak pula kelompok remaja yang mayoritas berstatus pelajar masih tampak bergabung di tengah massa demonstran buruh dan mahasiswa di kawasan Taman Pandang Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa siang.

Mereka berpakaian bebas tanpa mengenakan atribut organisasi datang dari Jalan Medan Merdeka Selatan menuju Taman Pandang.

Sekitar pukul 15.00 WIB, massa remaja sempat kocar-kacir saat melihat sejumlah aparat berseragam bebas yang berjaga di sekitar Simpang Patung Kuda Arjuna Wiwaha.

Jumlah massa remaja berkisar ratusan sempat dihadang mundur dari titik kumpul massa buruh dan mahasiswa. "Ayo maju, jangan takut," ujar salah satu koordinator massa remaja.

Situasi sempat memanas, sebab beberapa remaja melempar botol minuman mineral ke arah petugas. Selang 15 menit kemudian, mereka maju perlahan dan bergabung dengan massa demonstran.

Sejumlah remaja digiring petugas ke mobil tahanan yang terparkir di sekitar gerbang barat pintu masuk kawasan Monas. "Dugaan sementara pelajar," ujar petugas mobil tahanan.

Belum diketahui penyebab penangkapan itu. Polda Metro Jaya mengamankan tiga orang pemuda yang diduga sebagai penggerak pelajar untuk membuat kericuhan unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja pada 8 dan 13 Oktober 2020.

"Polda Metro Jaya dalam hal ini Direktorat Krimsus Polda Metro Jaya telah mengamankan tiga orang ya yang memang sebagai provokasi, penghasutan serta ujaran kebencian dan berita bohong yang tersangkut masalah demo kemarin untuk undangan yang STM itu," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Yusri Yunus.

Mereka berperan sebagai admin grup Facebook "STM Se-Jabodetabek" yang memuat hasutan kepada para pelajar untuk membuat kerusuhan saat berlangsungnya unjuk rasa.

 

Dibuka peluang

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana membuka peluang penyampaian aspirasi demonstran buruh dan mahasiswa ke Kantor Staf Presiden (KSP) terkait penolakan Undang-Undang Cipta Kerja dan satu tahun kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Untuk masalah mereka bertemu dengan pihak Istana, sedang kami sampaikan. Akan kami mediasi dengan KSP," kata Nana di Jakarta, Selasa.

Nana mengatakan titik demonstrasi telah disepakati pimpinan elemen massa hanya berlangsung di sekitar kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jalan Medan Merdeka Barat yang berdekatan dengan Istana Merdeka.

"Saat ini ada aturan, selama aksi hanya di sekitar Patung Kuda" katanya.

Nana mengingatkan seluruh massa aksi terkait pemberlakuan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 dalam hal penyampaian pendapat di muka umum. "Selaku aparat, tentu kami akan menyampaikan dan tentunya kita pun berharap bahwa aksi ini dapat berjalan damai, yang penting kan aturannya sudah ada," katanya.

Sebanyak 10.000 petugas dari unsur TNI-Polri dikerahkan untuk mengamankan aksi 2.750 demonstran di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha dalam rangka evaluasi satu tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Sebanyak 6.000 petugas cadangan juga disiapkan untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas di Ibu Kota Jakarta. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x