Mirai, mobil Hidrogen produk Toyota, mampu menempuh jarak 400 mil untuk kembali mengisi ulang bahan bakar hydrogen.
Stellantis pada bulan lalu memulai produksi mobil van hidrogen di Perancis dan Polandia.
Benarkah Bahan Bakar Hidrogen Lebih Unggul?
Hidrogen adalah zat yang paling ringan. Ketika bereaksi dengan oksigen, ia hanya menghasilkan air dan melepaskan banyak energi. Gas yang tak kasat mata ini tampak seperti bahan bakar ramah lingkungan di masa depan.
Beberapa eksekutif perusahaan otomotif terkemuka dunia berharap teknologi ini akan melengserkan baterai sebagai teknologi pilihan untuk berkendara tanpa emisi.
Namun banyak pakar energi tak seantusias dengan para pelaku otomotif tentang keunggulan bahan bakar hydrogen.
Baca Juga: Spesifikasi Apple iPad Pro dan iPad Air Terbaru Bocor ke Publik, Diperkirakan Meluncur Maret 2024
Meskipun hidrogen adalah unsur paling melimpah di alam semesta, hidrogen biasanya tidak ditemukan dalam bentuk murni dan sering kali digabungkan dengan unsur lain. Menciptakan hidrogen murni untuk kendaraan melibatkan proses intensif energi untuk memecah senyawa, biasanya berasal dari bahan bakar fosil seperti gas alam.
Bahkan bos Tesla, Elon Musk, menggambarkan teknologi ini sebagai “penjualan yang bodoh” dengan mempertanyakan mengapa menggunakan listrik ramah lingkungan untuk membuat hidrogen ketika Anda dapat menggunakan listrik yang sama untuk menggerakkan mobil?
Setiap transformasi energi melibatkan panas yang terbuang. Artinya, bahan bakar hidrogen pasti menghasilkan lebih sedikit energi pada kendaraan.
David Cebon, seorang profesor teknik mesin di Universitas Cambridge, mengatakan bahwa dibutuhkan listrik sekitar tiga kali lebih banyak untuk membuat hidrogen dapat menggerakkan mobil dibandingkan hanya untuk mengisi baterai.***