DESKJABAR - Budidaya patin merupakan usaha budidaya ikan patin secara komersial yang dilakukan untuk tujuan bisnis dan penghasilan.
Ikan patin (pangasius sp) memiliki bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiruan. Tidak mempunyai sisik dengan ukuran kepala lebih kecil . Sementara mulut terletak di depan agak ke bawah.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Motor Listrik, Kenali Sebelum Membeli!
Beberapa informasi umum mengenai budidaya ikan patin
Persiapan kolam
Persiapan kolam yang baik sangat penting untuk pembesaran . Kolam yang akan digunakan harus memiliki sirkulasi air yang baik, terhindar dari banjir dan kerusakan, dan memiliki kedalaman yang sesuai dengan kebutuhan ikan patin.
Bibit
Untuk budidaya patin, biasanya bibit yang digunakan adalah benih berukuran sekitar 5-7 cm. Bibit dapat dibeli dari hatchery atau peternak ikan terpercaya.
Penebaran benih dilakukan pada waktu cuaca teduh, misalnya pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari benih mengalami stres. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan buatan berupa pellet yang mengandung protein 25 – 35% sebanyak 3 –5% dari bobot badan/hari.
Pemberian pakan
Pemeliharaan sistem intensif dengan pemberian makanan yang cukup dapat memacu pertumbuhan ikan patin. Hal ini berbeda dengan pemeliharaan sistem ekstensif atau tradisional yang hanya mengharapkan pakan dari kolam
Ikan patin adalah ikan omnivora yang memakan tumbuhan dan hewan. Pemberian pakan harus dilakukan dengan cermat dan teratur. Pakan yang dapat diberikan antara lain pelet, ikan hidup, dan makanan alami seperti cacing.
Baca Juga: Fungsi Hutan Mangrove penting untuk Lingkungan dan Masyarakat Sekitar
Pemeliharaan
Pemeliharaan kolam harus dilakukan secara teratur, termasuk pengecekan suhu air, pH, kadar oksigen, dan kualitas air. Selain itu, pemeliharaan patin juga meliputi pembersihan kolam, perbaikan kerusakan, dan pencegahan serangan penyakit.
Ada beberapa faktor yang dijadikan parameter dalam menilai kualitas suatu perairan,
sebagai berikut:
- Oksigen (O2) terlarut antara 3 – 7 ppm, optimal 5 – 6 ppm.
- Suhu 25 – 33 0C.
- pH air 6,5 – 9,0 ; optimal 7 – 8,5.
- Karbondioksida (CO2) tidak lebih dari 10 ppm
- Amonia (NH3) dan asam belerang (H2S) tidak lebih dari 0,1 ppm.
Panen
Patin dapat dipanen setelah mencapai ukuran yang diinginkan, biasanya sekitar 800-1000 gram. Panen dapat dilakukan dengan menggunakan jaring atau alat penangkap lainnya.
Baca Juga: Inilah Pakan Murah tapi Hasil Cepat Besar dan Bagus untuk Budidaya Perikanan Air Tawar
Pasar untuk penjualan ikan
Pasar untuk ikan patin biasanya cukup besar di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Harga jual ikan patin juga cukup tinggi, sehingga potensi keuntungan dari usaha budidaya patin bisa cukup menjanjikan.
Itu adalah beberapa informasi umum mengenai budidaya patin. Jika Anda tertarik untuk memulai usaha budidaya patin, sebaiknya lakukan penelitian yang lebih mendalam dan konsultasikan dengan ahli atau peternak ikan terpercaya untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan detail.***