Sejarah Diperingatinya Hari Ibu 22 Desember, Presiden Indonesia Ir. Soekarno Ikut Andil Didalamnya 

- 22 Desember 2022, 09:30 WIB
Siluet foto ibu bermain dengan putranya di padang rumput.
Siluet foto ibu bermain dengan putranya di padang rumput. /freepak@jcomp /


DESKJABAR
- Setiap tanggal 22 Desember selalu diperingati sebagai hari Ibu Nasional, peringatan Hari Ibu di setiap negara memang berbeda-beda karena beberapa negara besar di Eropa dan Amerika merayakan nya pada pertengahan tahun. 

Sedangkan di Indonesia peringatan Hari Ibu di peringati setiap tanggal 22 Desember, dan dengan diadakannya Hari Ibu sengaja dimaksudkan untuk membakar semangat para perempuan Indonesia.

Tentunya agar menyadari pentingnya nasionalisme sejarah, peringatan Hari Ibu di Indonesia dimulai saat Sumpah Pemuda yang menggelitik kaum perempuan saat itu untuk memudahkan perkumpulan mereka secara mandiri. 

Baca Juga: Anti Ribet! Cara Membuat SKCK Online Mudah Melalui Laman skck.polri.go.id, Ikuti Langkah-langkahnya

Karena pada saat itu perkumpulan perempuan masih bagian dari organisasi pemuda berikut penjelasan dibentuknya hari Ibu sebagai perayaan nasional di Indonesia. 

Kongres perempuan pertama kali diadakan di kota pelajar Yogyakarta pada tanggal 22 hingga 25 Desember 1928, pada saat itu kongres dihadiri oleh beberapa perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan yang berasal dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. 

Dalam kongres ini diputuskan bahwa telah dibentuk perikatan perkumpulan perempuan Indonesia atau disingkat PPPI, yang menjadi landasan terbentuknya hari Ibu. 

Baca Juga: Sambal Terasi Tomat, Pedasnya Juara, Eundes Ama Nasi Hangat, Ayam Pete Goreng , Ini Resep dan Cara Membuatnya

Namun pada tahun 1929 organisasi perikatan perkumpulan perempuan Indonesia berganti nama menjadi perikatan perkumpulan istri Indonesia atau PPII. 

Kemudian kongres perempuan Indonesia kedua digelar di Jakarta pada tahun 1930, pada saat diadakan terbentuklah badan kongres perempuan Indonesia. 

Yang intinya menetapkan peran perempuan Indonesia sebagai pihak yang berkewajiban untuk mendidik generasi baru yang sadar akan Nasionalisme. 

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Auto Jadi Sultan di Al Nassr, Digaji 5 Kali Lebih Besar dari Lionel Messi: INI PERINCIANNYA

Sedangkan kongres perempuan Indonesia tiga diadakan pada tahun 1938 di Kota Kembang Bandung, dalam kongres ini disepakati tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu di negara Indonesia. 

Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember pada kongres perempuan Indonesia tiga tersebut akhirnya diperkuat dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia. 

Ir. Soekarno mengukuhkan Hari Ibu dalam keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959, bahwa Hari Ibu diperingati sebagai hari nasional di Indonesia pada tanggal 22 Desember.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan tidak hanya untuk menghormati pengorbanan dan jasa perempuan, terutama perannya menjadi seorang ibu, melainkan jasa kaum perempuan secara universal. 

Selain itu peringatan Hari Ibu ini menandai semangat perempuan Indonesia yang tidak bisa dipandang sebelah mata, hal tersebut juga tergambar pada lambang istimewa di Hari Ibu berupa setangkai bunga melati. 

Sedangkan makna dari lambang tersebut antara lain adalah kekuatan dan kesucian hati seorang ibu untuk berkorban demi keluarga serta kasih sayang yang mutlak tanpa pamrih dari seorang ibu kepada anaknya. 

Baca Juga: Tabung Gas Mendesis dan Mengeluarkan Bau, Inilah Cara Mengatasinya yang Mudah dan Aman

Jika dilihat dari sisi sejarah masa lalu, perjuangan kaum perempuan di Indonesia sudah lebih dulu dipelopori oleh pahlawan wanita abad ke-19. 

Pahlawan wanita seperti Cut Nyak Dien, RA Kartini, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Cut Meuita dan masih banyak lainnya yang sudah berjuang memerdekakan kaum wanita dari penindasan, baik di ranah pendidikan dan beberapa bidang lainnya. 

Sudah sejak lama banyak pejuang wanita Indonesia yang menyatukan hati untuk bersama menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum perempuan di mata dunia. 

Baca Juga: 4 Tempat Wisata Bandung yang Buka 24 Jam, Destinasi Liburan Malam Tahun Baru yang Hits

Hal inilah yang mempelopori para wanita di masa Sumpah Pemuda untuk semakin menunjukkan eksistensinya dalam memperjuangkan hak-haknya. 

Bahkan mereka mulai menggarap wacana tentang pelibatan perempuan di dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan serta mengikutsertakan kaum perempuan dalam kemajuan bidang pembangunan, perbaikan gizi, kesehatan bagi ibu dan anak. 

Secara filosofi makna perayaan Hari Ibu yang sesungguhnya adalah memaknai peran kaum perempuan baik sebagai seorang ibu, seorang istri dan peran lain yang berkaitan dengan sosial mereka. 

Baca Juga: Inilah Tanda-tanda (Ciri) Bayi Sedang Diganggu Jin atau Makhluk Halus, Bunda Harus Tahu Ya

Perayaan ini dimaksudkan untuk pengorbanan dan jasa seorang ibu yang berjuang demi keluarganya dan juga sebagai pandangan bahwa sosok Ibu merupakan peran yang sangat vital dalam sebuah keluarga dan tidak bisa digantikan. 

Oleh karena itu Hari Ibu harus diperingati dengan penuh sukacita setiap tahunnya dan membantu ibu jangan hanya karena sedang dalam perayaan hari Ibu saja tetapi harus setiap hari. 

Sayangilah ibu kalian setiap harinya. Ingatlah perjuangan ibu yang mengandung selama 9 bulan dan mempertaruhkan nyawa saat melahirkan kita maka sudah sepantasnya kita mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan membantunya tanpa pamrih.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x