Menurut Zaidul para perempuan itu memang tak dendam, tapi jiwa menuntut tanpa disadari terhadap hak pengasuhan tersebut tetap ada.
Oleh karena itu, pada akhirnya ketika adanya hidayah taufik dan ilmu agama yang meresap membuat semua luka itu akan hilang dan tubuh sehat kembali.
Selain itu, limpahan kasih sayang dan cinta membuat luka pengasuhan itu perlahan tertutup.
"Disinilah kita akan menyadari mengapa Allah memberi pasangan untuk kita saat ini. Karena bisa jadi suami yang berlimpah kasih sayang untuk istri yang defisit kasih sayang saat pengasuhannya dulu, atau istri yang berlimpah kasih sayang untuk sang suami yang dulunya minus kebahagiaan di masa kecilnya. Begitulah Allah memasangkan manusia," urainya.
Jadi, katanya, maafkan dan ikhlaskan serta sebut dalam doa, banjiri hari-hari dengan endorfin kasih sayang. Hal ini agar emosi yang bermasalah saat lampau bisa tertutupi dengan pengasuhan di saat sekarang yang berlimpah kasih sayang.
"Maafkan, ikhlaskan , banjiri dengan kasih sayang, barulah minum herbal yang sesuai untuk penyakitnya karena tanpa diperbaiki hati dan zonanya akan berat diobati," ujarnya berpesan.
Dalam salah komentar netizen terhadap bahasan Zaidul Akbar, terlihat ada korelasi yang signifikan. Sang netizen dengan akun @meiliszakurnia menyebutkan pengalamannya dengan endometriosis. Selama itu ia memiliki hubungan kurang baik dengan ibunya. Namun pada akhirnya ia mengiklaskan dan memaafkan. Setelah dicek kembali penyakitnya, tindakan operasi tidak diperlukan karena rahimnya dinyatakan bersih.***