DESKJABAR –Mengerikan, itu yang terbayang diingatan kita, lagu genjer-genjer yang diidentikkan dengan PKI.
Lagu ini pada masa kepemimpinan proklamator Ir. Soekarno, dipakai untuk mempopulerkan PKI.
Pada masa itu lagu genjer-genjer melekat erat dengan PKI, padahal lagu ini menyimpan cerita tersendiri.
Sebagai penerus bangsa, jangan pernah meninggalkan sejarah bangsa, agar kesalahan-kesalahan di masa lalu tidak terulang.
Baca Juga: Ini Ucapan DN Aidit dalam Kampanye PKI Pemilu 1955 di Lapangan Banteng Jakarta
Agar nilai kebangsaan kita bisa tumbuh berkembang, sehingga kita bisa meneruskan cita-cita para pahlawan.
Inilah yang perlu di ketahui kenapa lagu genjer-genjer dikaitkan dengan PKI.
Sejarah lagu Genjer Genjer.
Lagu ini diciptakan tahun 1942 oleh Muhammad arif seorang seniman Banyuwangi, dia aktif di lembaga kebudayaan rakyat.
Genjer-genjer diciptakan sebenarnya untuk menggambarkan kondisi masyarakat Banyuwangi, dibawah tekanan penjajahan Jepang.
Muhammad Arif menciptakan lagu ini sebenarnya untuk penjajah Jepang, Jepang menjadikan masyarakat Banyuwangi menderita kelaparan.
Masyarakat lokal saat itu terpaksa memakan genjer untuk makanan sehari-hari, padahal genjer termasuk tanaman hama makanan untuk itik.
Seniman asal Banyuwangi ini menulis lirik lagu dengan menggunakan bahasa daerah Banyuwangi, terinspirasi dari lagu Tong Alak Getak.
Lagu tersebut syair nya diubah supaya lagu genjer-genjer ini mudah diingat, lagu ini pun semakin populer.
Dinyanyikan seniman terkenal saat ini, pada 1962 lagu ini dinyanyikan oleh Bing Slamet dan Lilis suryani.
Diputar di radio-radio bahkan banyak musikus yang menyanyikan lagu ini di istana pada saat pemerintahan Ir. Soekarno.
Lagu genjer-genjer dan PKI
Entah Bagaimana lagu ini dikait-kaitkan dengan PKI, sehingga sampai saat ini ketika mendengar lagu ini alam bawah sadar kita tertuju ke peristiwa G30SPKI.
PKI memanfaatkan kepopuleran lagu ini untuk menaikkan popularitas partai, mereka menggunakannya untuk propaganda.
Liriknya sengaja diubah di setiap partai komunis itu berkampanye, sehingga akar rumput partai komunis ini ikutan mengubah lirik lagu ini.
Termasuk pada acara besar partai di Istora Senayan Jakarta sekarang Gelora Bung Karno, lagu itu juga dikumandangkan.
Dengan begitu berimbas buruk ke lagu genjer-genjer aslinya, lagu ini di masa orde baru haram dinyanyikan.
Lagu ini juga dijadikan latar dalam satu adegan film G30S PKI, dimana saat itu para jendral dikumpulkan, diinterogasi dan disiksa di sekitar Lubang Buaya.
Pada film itu terlihat para GERWANI, Gerakan Wanita Indonesia berjoget menyanyikan lagu genjer-genjer.
Dari sejarah yang telah dipaparkan diatas, sebenarnya tidak ada kaitannya lagu ini dengan Partai Komunis Indonesia.
Baca Juga: Cocok untuk Liburan dan Nongkrong, 2 Tempat Wisata Kulon Progo, Hits, Cozy, Wajib Dikunjungi
Atau sang pencipta lagu sengaja menciptakan lagu ini khusus untuk propaganda PKI, padahal diciptakan untuk sindiran ditujukan untuk penjajah Jepang di Banyuwangi.
Setelah terjadi pemberontakan G30S PKI, Arif tidak diketahui keberadaannya. ***