6 Mitos atau Fakta Tentang Kleptomania, Ketagihan Mengutil Walau Sanggup Membeli

- 15 Agustus 2022, 18:52 WIB
ilustrasi  Kleptomania, penyakit gangguan mental yang bisa diobati
ilustrasi Kleptomania, penyakit gangguan mental yang bisa diobati /pixabay/

DESKJABAR - Baru-baru ini sempat viral seorang perempuan diduga melakukan pencurian di sebuah minimarket sebatang coklat, padahal perempuan itu datang dengan mengendarai mobil.

setelah ditelusuri, perempuan ini katanya pernah juga mencuri di supermarket lain.

Apakah ibu itu tidak bisa membayar sebatang coklat? sepertinya dengan penampilannya adalah hal yang tidak mungkin.

Baca Juga: KABAR ALFAMART TERBARU, Amelia Aman, Hotman Paris Jadi Pengacaranya

Diduga ibu ini terdiagnosis kleptomania, apakah kleptomania  itu,? 

Banyak mitos yang beredar mengenai penyakit kleptomania ini.

Simak artikel dibawah ini, membahas tentang fakta dan mitos tentang kleptomania.

Kleptomania adalah gangguan yang ditandai dengan keinginan terus menerus untuk mencuri.

Banyak mitos dan kesalahpahaman mengenai kleptomania, termasuk pendanaan untuk penelitian tentang penyakit ini

Namun secara medis, kleptomania sudah disebutkan dalam dokumen medis dan hukum berabad-abad yang lalu.

Ada kriteria diagnostik khusus untuk kleptomania yang meliputi

Dorongan untuk mencuri bukan karena uang atau keuntungan pribadi

Perasaaan ketegangan internal sebelum mencuri.

Baca Juga: Nongki Yuk Bray! Ini Dia 7 Rekomendasi Tempat Nongkrong di BOGOR, Instagramable dan Bikin Nyaman

Perasaan lega atau senang setelah mencuri, diikuti dengan periode kesedihan , kecemasan, penyesalan dan penyesalan

Mencuri bukan karena perasaan marah, dendam , halusinasi/delusi, gangguan tingkah laku, gangguan kepribadian antisosial .

Orang yang berjuang dengan kleptomania melaporkan tingkat gangguan mood dan kecemasan yang lebih tinggi, serta penyalahgunaan zat yang terjadi bersamaan.

Meskipun sedikit yang diketahui tentang penyebab kleptomania, menghilangkan mitos umum kleptomania dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tersebut.

1.Mitos : Kleptomania bisa mengendalikan keinginannya untuk pencuri.

Faktanya : Kleptomania adalah dorongan untuk mencuri yang tidak dapat dikendalikan.

Orang yang terkena gangguan kleptomania mungkin sangat menyadari konsekuensi dari mencuri untuk memuaskan keinginan.

Seperti kasus gangguan kontrol impuls masalah perjudian, mungkin mencoba untuk berhenti, tetapi tidak bisa..

Kleptomania memiliki pilihan pengobatan termasuk obat resep dan psikoterapi.

Baca Juga: SKUY Liburan ke Puncak, Bogor! Ini 5 Wisata yang Hits, Instagramable dari Kebun Binatang hingga Glamping

2.Mitos : Penderita kleptomania hanya mengambil barang berharga

Fakta : Penderita kleptomania, sering mencuri benda-benda yang tidak penting.

Sebagian orang dengan kondisi tidak mencuri benda karena nilainya, namun hanya sekedar memenuhi keinginan mereka untuk mencuri.

Untuk pengobatan harus berkosultasi dengan profesional medis. Profesional medis tidak akan melaporkan aktifitas pencurian pasien kleptomania .

Kleptomania dapat diobati dengan sukses seperti kecanduan lainnya, dan tidak perlu ditangkap penegak hukum untuk mencari perawatan yang tepat.

3.Mitos : Kleptomania tidak merasa menyesal atas tindakan mereka.

Fakta : Penderita kleptomania sering merasa menyesal karena mencuri

Menurut Mayo Clinic , orang yang didiagnosis kleptomania sering mengalami menyesal, malu, takut dan rasa bersalah yang ekstrem setelah mencuri suatu benda.

Kleptomania sering melaporkan mencuri dari tempat yang acak, seperti supermarket , mall atau tempat yang lebih intim seperti rumah teman atau anggota keluarga. Jika ditemukan , hubungan dan kesehatan mental orang tersebut akan sangat menderita.

4.Mitos : Penderita kleptomania mencuri karena tidak mampu membeli barang tersebut.

Fakta : Kleptomania sering mencuri barang yang bisa mereka beli dengan mudah.

Baca Juga: Jelang World Tourism 2022 di Bali, Sandiaga Uno: Tak Hanya Jumlah Turis, Wisata Harus Buka Lapangan Kerja

Orang dengan kleptomania seringkali dapat dengan mudah membeli barang yang mereka curi, tetapi mencari kesibukan dan kepuasan dengan mencuri.

Jika seseorang mencuri karena harganya yang mahal, mereka tidak dikategorikan  kleptomania,  tetapi dianggap sebagai pengutil.

Pengutil cenderung merasa cemas sebelum merasa cemas sebelum mencuri, sedangkan kleptomania akan merasa cemas setelah mencuri, walaupun hal ini sangat tergantung pada individu dan objek yang dicuri.

5.Mitos : Kleptomania bisa dijadikan pembelaan hukum

Fakta : Kleptomania tidak dapat digunakan sebagai pembelaan hukum bahkan dalam kasus kegilaan. hukum pidana seharusnya tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Meskipun kleptomania adalah kondisi kesehatan mental yang sah, namun kleptomania tidak bisa dijadikan sebagai  pembelaan pidana.

Seorang individu bertanggung jawab penuh atas aktivitas mencuri mereka dan tetap dapat dituntut meskipun didiagnosis menderita kleptomania.

Baca Juga: Keruk Duit dari Nasabah Bank Ratusan Juta, Polres Cimahi Bongkar Sindikat Penipuan dan Penggelapan

6.Mitos : Penderita kleptomania tidak bisa diobati

Fakta : Ada beberapa perawatan atau terapi berbasis bukti untuk kleptomania

Meskipun kleptomania tidak mempunyai obat khusus, ada beberapa perawatan yang terbukti efektif untuk mengobati kondisi ini

Yang paling sering direkomendasikan adalah terapi perilaku kognitif (CBT).

Tujuan keseluruhan dari psikoterapi adalah agar individu menyadari mengapa mereka bertindak berdasarkan dorongan untuk mencuri.

Obat resep tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan dorongan , termasuk inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI)

Jadi jangan biarkan orang yang terdiagnosa kleptomania, konsultasikan dengan para psikiater agar bisa mendapat jalan untuk pemulihan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber The Recovery Village


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah