Sejarah dan Makna Malam 1 Suro, Apa Saja Ritual dan Pantangan Selama Malam 1 Suro

- 22 Juli 2022, 14:24 WIB
Ilustrasi kirab malam 1 Suro di daerah Jawa. petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id
Ilustrasi kirab malam 1 Suro di daerah Jawa. petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id /

DESKJABAR - Tahun Baru Islam atau biasa disebut 1 Muharram merupakan hari penting bagi umat muslim.

1 Muharam merupakan awal penanggalan Islam yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab, seorang khalifah di zaman setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Bagi masyarakat Jawa, awal bulan Muharam disebut juga sebagai malam 1 Suro.

Dalam penanggalan Jawa, dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar (Islam), kalender matahari masehi), dan Hindu.

Dikutip dari sumber YouTube Risalah Misteri yang berjudul "Sejarah, Mitos, dan Pantangan Malam 1 Suro" dirilis tanggal 9 Agustus 2021, nama Suro diciptakan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo, 1400 tahun yang lalu, sejak Kerajaan Mataram Islam.

Baca Juga: Wisata Edukasi Anak-Anak Yang Instagramable di Garut Dinoland, Bisa Belajar Mengetahui Kehidupan Dinosaurus

Konon, kalender Saka atau penanggalan Jawa itu diubah oleh Sultan dengan tujuan agar sepadan dengan penanggalan islam.

Dibalik itu, Sultan juga ingin menyatukan dua kubu masyarakat Jawa yang terpecah akibat perbedaan keyakinan, yakni penganut kejawen atau penganut kepercayaan orang Jawa dengan putihan atau kepercayaan islam.

Bagi penganut kejawen, malam 1 Suro dipercaya sebagai datangnya Ajisaka ke pulau Jawa yang membebaskan rakyat dari genggaman makhluk gaib.

Masyarakat Jawa khususnya Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Kasepuhan Cirebon tidak akan melewatkan ritual rutin tahunan malam 1 Suro.

Malam 1 Suro sangat lekat dengan budaya Jawa, biasanya akan diadakan ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab.

Baca Juga: 2 Tempat Wisata Dekat Malioboro Yogyakarta Yang Sejuk, Dengan Pemandangan Bangunan Keraton Yang Instagramable

Misalnya di Keraton Surakarta, Solo masyarakat akan mengelilingi benteng Keraton, memandikan benda-benda pusaka atau jamasan, berendam di sungai, mandi kembang, dan mengarak kerbau bule.

Kebo Bule Kyai Slamet bukanlah kerbau sembarangan, kerbau ini dianggap pusaka penting milik Keraton, kesayangan Paku Buwono II.

Beberapa kegiatan atau ritual tersebut, diyakini akan membawa keberkahan pada malam 1 Suro.

Malam 1 Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib, pada hari sebelum tanggal 1, dikarenakan pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.

Selain itu juga ada beberapa pantangan yang harus ditaati pada malam 1 Suro. Apabila pantangan tersebut dilanggar, maka akan mendatangkan hal buruk atau kesialan bagi yang melanggarnya.

Baca Juga: Kasus Perundungan Anak di Tasikmalaya Diselidiki, Polda Periksa 15 Saksi, KPAID Laporkan 4 Terduga Pelaku

Berikut beberapa pantangan yang harus dihindari ketika malam 1 Suro :

1. Dilarang mengadakan pernikahan

Budaya Jawa sangat mempercayai tentang hari atau bulan baik. Para orang tua percaya jika bulan suro merupakan, bulan yang kurang baik untuk melangsungkan pesta pernikahan.

Oleh karena itu, jika tetap ada yang melaksanakan pernikahan di bulan suro, mereka percaya bahwa keluarga akan ditimpa hal-hal buruk.

2. Dilarang bepergian

Masyarakat Jawa percaya berdiam diri di rumah lebih baik, daripada harus bepergian. Masyarakat percaya jika memaksakan untuk pergi, maka hal-hal buruk bisa saja menimpa.

Tak hanya itu, melakukan pindah rumah pun tidak disarankan dilakukan pada malam 1 Suro, karena dianggap bukan hari baik.

Baca Juga: Tempat Wisata Edukasi Budaya Dari Asia Sampai Afrika Menjadi Satu Lokasi di Bandung, Banyak Spot Berfoto Insta

3. Tapa bisu

Beberapa orang memilih untuk tapa bisu atau tak berbicara, salah satunya adalah para peserta ritual keliling benteng Kraton Yogyakarta. Mereka pantang untuk berbicara pada saat ritual walau hanya satu kata.

Masyarakat Jawa pada umumnya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melakukan hal kebaikan sepanjang malam 1 Suro.

Dari berbagai ritual yang dilakukan pada malam 1 Suro, dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri sendiri atas apa yang telah dilakukan selama setahun kebelakang, dan siap menghadapi hari yang lebih baik lagi keesokan harinya.***

 

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x