Nikmat 10 Dzulhijjah, Anugerah 1 Hari Hapus Dosa 2 Tahun, Hari Raya Idul Adha Bentuk Takwa Kepada Allah

- 4 Juli 2022, 09:57 WIB
Hari Raya Idul Adha rutin diperingati umat Islam pada 10 Dzulhijjah.
Hari Raya Idul Adha rutin diperingati umat Islam pada 10 Dzulhijjah. /Pixabay/Konevi/

DESKJABAR - Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Terdapat keistimewaan yang disematkan Allah di bulan Dzulhijjah ini.

Dzulhijjah adalah bulan ke 12 menurut perhitungan kalender Hijriyah.

Di bulan Dzulhijjah kaum Muslimin diingatkan pada beberapa peristiwa besar seperti qurbannya Nabi Ibrahim, peristiwa haji wada, dan khutbah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Idul Adha 2022, Panduan Terbaru Berkurban pada Situasi Wabah PMK dan Fatwa MUI, Jawa Barat Sosialisasi

Pada bulan Dzulhijjah pula kaum Muslimin di dunia merayakan Hari Raya Idul Adha.

Idul Adha atau biasa disebut lebaran haji adalah hari raya dalam agama Islam biasa diperingati setiap 10 Dzulhijjah.

Kemenag melalui Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid telah menetapkan, Hari Raya Idul Adha jatuh pada Ahad, 10 Dzulhijjah 1443 H atau Minggu, 10 Juli 2022 M.

Keputusan tersebut hasil dari Sidang Isbat di Jakarta Rabu, 29 Juni 2022. Sebagaimana dilansir DeskJabar.com dari laman kemenag.go.id.

Walhasil, insya Allah pada Ahad, 10 Juli 2022 yang akan datang kaum Muslimin di dunia akan melaksanakan sholat Idul Adha.

Ada kalanya kita patut untuk mensyukuri perjumpaan itu baik secara ucapan maupun perbuatan dengan peningkatan amal ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Jadi, datangnya bulan Dzulhijjah harus disambut dengan riang gembira untuk meningkatkan ibadah baik yang wajib dan sunnah serta meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT.

Lanjut, terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Allah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.

Baca Juga: IDUL ADHA, Inilah Saran Rasulullah SAW Tentang Hewan Qurban, Kata Ustadz Adi Hidayat Diterima Allah SWT

Dihapusnya dosa selama dua tahun merupakan nikmat dan anugerah dari Allah SWT.

Nah, bila Allah SWT berkehendak penghapusan tersebut bisa diraih melalui ibadah di bulan Dzulhijjah.

Lantas, ibadah apa yang bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang itu?

Simak artikel ini sampai selesai agar dapat jawaban lengkap.

Dikutip DeskJabar.com dari laman kemenag.go.id, ada 4 amalan sunnah yang tidak pernah ditinggalkan Nabi, yaitu dua rakaat qobliyah Subuh, shaum Asyura, shaum tiga hari setiap bulan, dan puasa Arafah. Hal ini sebagaimana hadits Nabi SAW:

“Shaum Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang,”(Hadits Riwayat Muslim).

Puasa Arafah adalah ibadah sunnah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW.

Puasa ini bertepatan dengan para jamaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di padang Arafah.

Artinya, orang yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan melaksanakan ibadah sunnah ini, yaitu puasa Arafah.

Baca Juga: 4 Sunnah yang Sering Diabaikan dalam Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha, Nomor 3 Terkait Perasaan

Sementara bagi kaum Muslimin (para haji) yang melakukan wukuf di Arafah dilarang berpuasa.

Hal tersebut sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW,

Sesungguhnya Nabi SAW melarang shaum Arafah bagi orang yang sedang wukuf di Arafah.

Makanya ibadah ini disebut puasa Arafah atau shaum hari Arafah.

Nah, bila puasa Arafah dilakukan sesuai petunjuk Nabi, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.

Hadits lain yang masih berkaitan dengan puasa Arafah menjelaskan sebagai berikut:

“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hambaNya dari neraka melebihi hari Arafah.” (HR Muslim).

Beberapa ulama bersepakat bahwa dosa yang bisa dihapus dengan amalan puasa Arafah adalah dosa-dosa kecil.

Imam An-Nawawi memberikan komentar terkait hadits keutamaan puasa Arafah:

“Demikian juga puasa Arafah 9 Dzulhijjah menjadi penghapus dosa dua tahun, dan hari Asyura menjadi penghapus dosa setahun,” tutur Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim.

Baca Juga: Adi Hidayat Sebut Syahadat Dapat Gugurkan Perbuatan di Masa Lalu, Bagaimana dengan Utang Piutang? Ini Jawabnya

Lalu, Imam An-Nawawi menjelaskan, jika terdapat dosa kecil yang mesti dihapus, maka shaum Arafah akan menghapusnya.

Tapi bila dosa besar, maka puasa Arafah akan menjadi catatan kebaikannya dan mengangkat derajat pelakunya.

Semoga Allah memudahkan kaum Muslimin agar mampu melaksanakan puasa Arafah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah