Akhirnya, Neneng mengatakan bahwa dirinya dan beberapa atlet dan pelatih memilih makanan yang sudah pasti - pasti halal saja, seperti salad buah, telur rebus dan itupun harus selektif.
"Saya juga selektif buat yang digoreng-goreng, masih tanya ini pakai minyak babi atau enggak," kata Neneng.
"Tapi kebetulan saya juga bawa makanan dari Indonesia, bawa abon, itu saja." katanya menambahkan.
Apakah ketersediaan makanan menganggu dengan akselerasi mereka, misalnya berpengaruh ke pertandingan?
Menurut Neneng tidak. Belum lama ini pun kata dia, tim nasional kickboxing baru saja menuntaskan pertandingan cabang olahraga dengan dua emas, satu perak dan satu perunggu.
"Sama sekali tidak mengganggu, kebetulan yang nasrani juga banyak. Selain itu, mereka juga tidak bisa banyak makan karena kondisi setiap hari itu harus timbang berat badan," kata Rossi.
"Makanan yang cukup juga masih ada yang halal, cuman memang lagi-lagi harus selektif," ujarnya menambahkan.
Keluhan senada diutarakan Timnas Futsal Indonesia.
Iin Nurindra, Wakil dari Federasi Futsal Indonesia mengatakan di hotel tempatnya tinggal, di provinsi Ha Nam, sekitar satu jam dari pusat kota Hanoi, semua makanan digabung menjadi satu meja buffet.