Memang diperintahkan oleh atasannya Banpol tersebut untuk memarkirkan mobil Alphard dari TKP ke kantor kepolisian terdekat.
Karena Banpol tersebut takut sendirian, makanya dia mengajak seseorang. Dan di sana ada Danu. Dan masuklah Danu ke situ atau ke mobil Alphard.
"Ini adalah satu kelemahan menurut aku, dan apa yang disampaikan masih dugaan," kata Anjas.
Karena kata Anjas yang berhak mengatakan hal ini, sudah pasti otoritasnya ada di penyidik polda jabar. Karena belum dilimpahkan ke kejaksaan.
Anjas melihat ada kelemahan yang dilakukan penyidik dalam mengungkap kasus pembunuh Tuti Suhartini (ibu) dan Amel (anak) di Subang Jawa Barat.
Di mana ada SOP yang tidak dijalankan dan tidak begitu cakap dalam menyelesaikan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.
Jika memang ada SOP yang tidak dijalankan dan ada kesalahan dalam mengungkap kasus Subang, mestinya penyidik minta maaf.
"Bukan berarti merendahkan, tetapi menurut aku, kalau SOP salah ya seharusnya, berjiwa besar diakui memang salah," kata Anjas.
Daripada dibiarkan begitu saja, apalagi kalau ternyata isu kelemahan tersebut yang tidak ada hubungannya sama kejadiannya, dipake sama sebagian orang untuk melakukan framing framing pelaku sebenarnya. Ini justru mengorbankan.
"Ya menurut aku orang mengakui kesalahan itu jiwa besar," kata Anjas.