Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, kisahnya viral berkelanjutan sampai ke era Nabi Muhammad.
Di era Nabi Muhammad, ada dukun, penyair, juga tukang sihir.
"Nabi Muhammad ketika diturunkan ayat-ayat Al Qur'an, tuduhannya banyak. Dituduh sebagai tukang syair, dukun, hingga bagian dari tukang sihir," kata Ustadz Adi Hidayat.
Kemudian, kata Adi Hidayat melanjutkan, Allah menurunkan ayat-ayat dan surah yang membantah itu semua. Di antaranya, QS Al Baqarah ayat 102.
Adi Hidayat menegaskan, sihir itu produk setan. Ayat-ayat Al-Qur'an jelas menyebutkan bahwa yang mengajarkan sihir bukan Nabi Sulaiman, bukan Malaikat, tetapi setan.
Ia menjelaskan bahwa ada banyak tafsir soal Harut dan Marut. Ada yang menyebutkan mereka adalah Malaikat dengan pemaknaan hakiki yang Allah turunkan khusus di wilayah Babylonia.
Ada juga ulama tafsir yang menafsirkan Harut dan Marut sebagai hamba yang saleh. Saking saleh dan tinggi tingkat zuhudnya, mendekati amalan-amalan seperti amalan-amalan Malaikat.
Maksudnya, amalan Malaikat itu kehidupannya dibaktikan hanya untuk beramal saja, berdzikir, bertasbih, dsb. Tidak larut dalam urusan-urusan dunia.
Kesimpulannya, menurut Ustadz Adi Hidayat, ada dua tafsir tentang Harut dan Marut.