Menurut Ustadz Abdul Somad, setelah kalimat itu, bisa ditambah doa berikut ini:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahummaghfirli ma qaddamtu wa ma akhkhartu, wa ma asrartu wa ma a’lantu, wa ma asraftu, wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, laailahailla anta.
Yang artinya, "Ya Allah, ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, yang aku sembunyikan dan yang aku nampakkan, dan yang dilakukan secara berlebihan, dan Engkau lebih mengetahui daripada aku. Engkau yang Maha Mendahulukan dan Mengakhirkan, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau."
Selanjutnya, Ustadz Abdul Somad menyambungnya dengan bacaan doa berikut ini:
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma inni a’udzubika min ‘adzabi jahannam, wa min ‘adzabilqabri, wa min fitnatilmahya walmamati, wa min syarri fitnatil masihiddajjal.”
Artinya, "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam, siksa kubur, dari fitnahnya kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnahnya Al Masih Ad-Dajjal." (HR. Muslim, No. 588).