DESKJABAR – Hutang puasa Ramadhan adalah puasa yang tidak bisa dikerjakan saat Ramadhan, karena halangan-halangan yang dibenarkan secara syar’i dan harus diganti di hari lain.
Penyebab hutang puasa Ramadhan adalah wanita haid atau nifas, sebab sakit yang tidak bisa membuatnya berpuasa, serta berada dalam perjalanan.
Apabila orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan kondisi fisiknya sehat, maka ia harus menggantinya di hari lain.
Hutang puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib ganti. Hal ini sesuai dengan dalil dalam Al Qur’an dan hadits.
Oleh karena itu, jika saat ini masih punya hutang puasa Ramadhan sebaikanya segera dibayar ya sebelum masuk bulan Ramadhan berikutnya.
Melansir dari Youtube Bincang Muslimah, “BATAS AKHIR QADHA PUASA BAGI WANITA HAID - Ustz. Ulfa Fauziah, LC., S.S.I” 11 Mei 2020, begini penjelasan kewajiban bayar hutang puasa Ramadhan.
Ustadzah Ulfa Fauziah mengatakan kewajiban bayar hutang puasa Ramadhan terdapat dalam Al Quran, Surat Al-Baqarah ayat 184 yang artinya:
“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan, pada hari-hari yang lain”. (QS. Al-Baqarah; 184)
Dan kewajiban bayar hutang puasa Ramadhan diperkuat dengan hadits dari ‘Aisyah RA, yang artinya:
“Kami dulu mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqadha sholat.” (HR Muslim Nomor 335).
Berdasarkan dua dalil di atas, maka jelas bayar hutang puasa Ramadhan wajib dilakukan untuk mengganti puasa – puasa Ramadhan yang tak bisa dilakukan karena halangan tertentu.
Bahkan tingkatan mengganti bayar hutang puasa Ramadhan lebih tinggi dibanding mengganti sholat bagi wanita yang mengalami haid atau nifas.
“Jadi, jika kita memiliki hutang puasa Ramadhan segeralah mengganti puasa tersebut di hari lain,” kata Ustadzah Ulfa Fauziah
Bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan, lanjut Ustadzah Ulfa Fauziah, segera bayar hutang puasa tersebut, sebelum berganti bulan Ramadhan berikutnya.
Tata cara
Berikut adalah tata cara membayar hutang puasa Ramadhan:
1. Baca doa niat bayar hutang puasa Ramadhan
Tata cara bayar hutang puasa Ramadhan yang pertama adalah membaca niat dr malam sebelumnya.
Berikut adalah bacaan niat bayar hutang puasa Ramadhan:
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha'I fardhi syahri Ramadhaana lilaahi ta'aalaa.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”
2. Bangun sahur
Tata cara kedua bayar hutang puasa Ramadhan adalah makan sahur, boleh mengulangi niat yang dilafazkan semalam.
Kalau bisa sempatkan untuk melaksanakan sholat tahajud, untuk menambah pahala kebaikan.
3. Berpuasa
Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
4. Berpuka puasa
Doa berbuka untuk bayar hutang puasa ganti Ramadhan sama dengan doa berbuka puasa biasanya, yakni:
Allahumma lakasumtu wabikaa aamnatu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya : “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.”
Batas akhir qadha puasa
Saat ini sudah memasuki bulan Sya’ban. Artinya, Ramadhan hanya tinggal hitungan hari. Masih bolehkah membayar hutang puasa Ramadhan tahun lalu?
Menurut hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi, dan Ibnu Majah)
Hadits ini membuat banyak orang ragu apakah masih bisa membayar hutang puasa Ramadhan di bulan Sya’ban.
Namun Ustadzah Ulfa Fauziah menyebutkan hadits lain yang diriwayatkan Abu Salamah yang mendengar ‘Aisyah RA mengatakan:
“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar hutang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari Muslim)
“Dari hadits tersebut, sudah jelas bahwasannya batas akhir seorang diperbolehkan untuk mengganti puasanya adalah pada bulan Sya’ban,” ujar Ustadzah Ulfa Fauziah menjelaskan.
Jadi, bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan, lanjut Ustadzah Ulfa Fauziah, bisa mengganti pada bulan Sya’ban ini sebelum bergantinya bulan Ramadhan berikutnya.***