Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, masalahnya adalah banyak yang memahami sesuatu pada terjemahan tidak dengan pemahaman ayatnya.
"Ayatnya mengatakan dengan kata "La" bukan "Lan." "Lan" artinya Istiqbal, sampai kapanpun, gak akan pernah," kata Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Ternyata, Perbuatan Lari Bisa Masuk dalam 7 Dosa Besar, Hati-hati Jangan Sampai Menimpa pada Anda
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan "La" artinya terjadi pada saat sedang dikerjakan. Artinya jika kalimatnya memakai kata "La" ada peluang ke depan untuk diperbaiki.
"Karena itulah dosa sebesar apapun termasuk dosa syirik ada peluang untuk diampuni kalau dia mau bertaubat," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Makanya kesananya ayatnya kan siapa yang bertaubat kemudian memperbaiki diri. Karena itu selalu ada peluang untuk bertaubat kembali kepada Allah SWT syaratnya sebelum nyawa itu sampai di kerongkongan," sambungnya.
Ustadz Adi Hidayat lantas mengatakan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW dulu, banyak juga orang-orang yang melakukan perbuatan syirik.
Namun ketika bertaubat dengan sungguh-sungguh, mereka justru dijamin masuk Surga tanpa hisab.
"Bukankah banyak di masa-masa Nabi SAW yang syirik? Yang syirik kan banyak sampai yang jualan Tuhan juga ada, tapi ketika mereka bertaubat, berislam, Islamnya bagus, mereka ada yang masuk Surga tanpa hisab," katanya.
Ustadz Adi Hidayat lantas mengatakan bahwa cara untuk bertaubat yang benar agar diterima Allah adalah seperti yang tercantum dalam surah An Nisa ayat 17.