DESKJABAR - Sebagai Muslim, menjalankan ibadah shalat atau sholat fardhu adalah kewajiban yang termasuk ke dalam rukun Islam.
Oleh karena itu, kelalaian atau sengaja meninggalkan sholat fardhu adalah dosa besar.
Dalam salah satu sesi tanya jawab ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjawab pertanyaan jamaah dari Australia tentang apa yang harus ia lakukan karena meninggalkan sholat.
Baca Juga: Dahsyatnya Doa Pendek Nabi Zakaria Untuk Mendapat Anak yang Baik, Simak Penjelasan Syekh Ali Jaber
Penjelasan lengkapnya ada di video berjudul 'Jika Meninggalkan Shalat, apakah harus diQodho? - Ustadz Adi Hidayat' pada kanal YouTube Adi Hidayat Official, 15 Februari 2022.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan, yang perlu dilakukan umat Islam yang pernah meninggalkan sholat adalah dengan taubat.
"Sungguh taubat yang diterima Allah SWT adalah taubat dari perbuatan yang buruk," ucap Ustadz Adi Hidayat
Sebab, Allah SWT tidak menghendaki ada hamba yang pulang kepada-Nya dalam keadaan maksiat atau dalam keadaan kotor.
"Maka sepanjang dia hidup, diberikan kesempatan untuk taubat," kata Ustadz Adi Hidayat menambahkan.
Taubat inilah yang menurut Ustadz Adi Hidayat akan membersihkan kembali manusia dari kotoran dosa.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa tahapan taubat itu ada tiga:
1. Mengakui kesalahan
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, saat seseorang sadar telah melakukan kesalahan maka ia sesungguhnya telah melakukan satu per tiga taubat.
Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa kemampuan menyadari kesalahan ini sangat mahal. Bahkan setan atau syaitan pun tidak memilikinya.
"Karena sifat sombong, syaitan tahu Allah Maha Penerima Taubat, tapi tak mau taubat," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Adi Hidayat juga menyebutkan bahwa perasaan bersalah yang dirasakan seseorang yang baru melakukan maksiat adalah hidayah.
Ustadz Adi Hidayat juga menyatakan bahwa umat Islam di sekitar orang yang melakukan maksiat tersebut, seharusnya mendoakan agar orang itu mendapatkan hidayah.
Baca Juga: Inilah Doa Pendek Saat Menikmati Sujud, Syekh Ali Jaber: Posisi Terdekat dengan Allah SWT
2. Penyesalan yang sampai ke hati
"Selanjutnya apa? Menyesali itu," kata Ustadz Adi Hidayat menegaskan.
Menurut dia, ciri orang yang taubat adalah mendapatkan kelapangan hati yang diberikan oleh Allah SWT dan berbeda dari saat mendapatkan materi.
"Taubat itu mampu melapangkan hati. Jiwa dan hatinya mesti tersentuh," tutur Ustadz Adi Hidayat menjabarkan tentang cara taubat nasuha yang membuat hati lapang dan tersentuh.
Ustadz Adi Hidayat pun mengutip pendapat seorang ulama yang menyebutkan caranya dengan istigfar sekian kali dan bangun di malam hari untuk beribadah.
3. Membuktikan perubahan dari hasil taubat dengan beramal soleh
Menurut Ustadz Adi Hidayat, ketika sampai di level ke dua, ampunan sudah turun.
Akan tetapi, kata dia melanjutkan, untuk membuktikan bahwa kita sudah meraih ampunan itu, kita harus mengubah atau memperbaiki diri menjadi soleh atau beramal soleh.
Pendapat ulama Madzhab Syafi’i, terutama saat maksiat itu dilakukan terkait ibadah kepada Allah seperti meninggalkan sholat, cara memperbaikinya dengan mengganti ibadah itu atau meng-qodho sholat.
Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh, setelah sholat Dhuhur, orang yang bertaubat bisa mengganti sholat yang dilewatkannya.
Caranya, saat orang lain melakukan sholat sunnah, orang itu bisa meng-qodho sholat yang ditinggalkan dengan berniat untuk melakukan penggantian tersebut.
Ustadz Adi Hidayat juga mengungkapkan pendapat ulama lain yang menyatakan bahwa taubat itu tidak dengan meng-qodho sholat. Alasannya, ketika taubatnya diterima maka kesalahan dulunya sudah gugur.
"Kalau dia sudah kerjakan sholat Dhuhur, ya sudah, selesai sholatnya. Mengganti yang dulu-dulu dengan perbanyak amalan sunnah yang lain seperti sholat sunnah," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat kemudian menegaskan bahwa jalur itu bisa dipilih orang yang bertaubat asalkan dengan pembuktian yaitu terjadi perubahan diri menjadi soleh setelah taubat.***