JAWA BARAT Diapit Ancaman GEMPA MEGATHRUST dan 6 Sesar Aktif Daratan, Jangan Panik! Simak Penjelasan Pakar

- 25 Januari 2022, 13:42 WIB
Jawa Barat diapit ancaman gempa Megathrust di zona laut, dan 6 sesar aktif di daratan.
Jawa Barat diapit ancaman gempa Megathrust di zona laut, dan 6 sesar aktif di daratan. /Jabarprov.go.id /

DESKJABAR- Jawa Barat merupakan daerah yang berbatasan dengan ibu Kota Jakarta. Di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.

Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks dimana wilayah utara dataran rendah, sementara wilayah tengah dan selatan merupakan daerah pegunungan.

Beberapa gunung api yang tercatat di Jawa Barat antara lain, Gunung Ciremai (di Kuningan dan Majalengka), Gunung Guntur (di Garut), Gunung Galunggung (di Tasikmalaya dan Garut), Gunung Gede (di Cianjur, Bogor dan Sukabumi), dan Gunung Salak (di Sukabumi dan Bogor).

Baca Juga: MEGATHRUST SELAT SUNDA Bukan Peringatan Dini, Pakar BMKG: Tetaplah Beraktivitas di Pantai, Cari Ikan, Tamasya

Sementara itu, di Jawa Barat sendiri tercatat ada enam patahan atau sesar aktif di yang hingga kini diprediksi masih terus bergerak.

Keenam sesar atau patahan itu adalah Sesar Lembang, Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Garsela, Sesar Cipamingkis, dan Sesar Citarik.

Semua gunung api dan patahan atau sesar aktif itu berpotensi menyebabkan gempa atau guncangan di Jawa Barat yang bisa menimbulkan bencana.

Belum lagi ancaman dari selatan Pulau Jawa. Dimana terdapat potensi gempa subduksi atau Megathrust yang diprediksi mencapai magnitudo 8,7 dan berpotensi menyebabkan tsunami.

Kedua potensi gempa baik dari laut maupun darat itu harus diantisipasi dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk persiapan mitigasi yang efektif.

Jika melihat posisi Jawa Barat yang diapit sumber potensi dari laut maupun darat, tentu menjadikan provinsi ini terlihat riskan terjadi gempa.

Namun, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Daryono, meminta masyarakat agar jangan salah terima atau salah persepsi mengenai Megathrust seolah-olah akan terjadi dalam waktu dekat.

Baca Juga: Panjang Sumber GEMPA MEGATHRUST di Selatan Jawa 400 KM, Guncangan Terasa dari Banten Hingga Jawa Timur

"Tetaplah beraktivitas di pantai, mencari ikan, berdagang, dan bertamasya," cuitnya melalui akun Twitter pribadinya, @DaryonoBMKG, Senin, 24 Januari 2022, malam.

Satu jam kemudian ia kembali menulis di Twitter-nya, bahwa pembahasan mengenai gempa di zona Megathrust bertujuan untuk persiapan mitigasi sehingga dapat mengurangi risiko di masa depan.

"Deretan peristiwa gempa yang bersumber di Zona Megathrust Sunda, bagian dari proses alam, yang sebenarnya kita dapat mengurangi risikonya, kita dapat selamat jika bersungguh-sungguh dalam menyiapkannya," cuit Daryono.

Sementara itu, Pakar Gempa dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknik Bandung atau ITB, Irwan Meilano mengatakan, gempa merupakan bencana yang paling banyak menyebabkan kerusakan secara ekonomi.

Hal itu terungkap melalui video Youtube Irwan Meilano “Sesar Lembang dan Ketahanan Terhadap Bencana”, 30 Januari 2021.

“Kita perlu melihat bencana yang terdahulu sehingga kita bisa menduga bagaimana nasib kita di tahun ini apakah semakin membaik atau semakin memburuk. Tapi kalau kondisinya memburuk kita harus siap untuk memastikan bahwa kerugiannya menjadi lebih sedikit,” ujarnya.

Baca Juga: MEGATHRUST DI SELAT SUNDA Berpotensi Tsunami, Pakar ITB: Survei Menunjukkan Regangan Selat Sunda Semakin Besar

Menurut Irwan, bukan hal yang aneh jika tiba-tiba salah satu gunung api di Jawa Barat meletus, atau sesar aktif yang ada bergerak lebih signifikan sehingga menyebabkan bencana gempa bumi.

“Kita harus siap seandainya hal ini terjadi. Responnya cepat jadi orangnya kembali dengan cepat ke rumah masing-masing setelah terjadinya bencana. Jadi butuh persiapan untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja,” ujar Irwan menambahkan.

Ketika ditanya Deskjabar, apakah gerakan subduksi di zona Megathrust akan berpengaruh pada pergerakan sesar aktif seperti sesar Lembang, ia mengatakan masing-masing merupakan sumber gempa yang independen dan tidak saling mempengangaruhi.

“Kalau Megathrust apakah akan mempengaruhi pergerakan sesar lembang? Jawabannya tidak. Sesar lembang punya potensinya sendiri, mereka bukan potensi gempa yang tergantung dari yang lain. Sesar lembang tetap aktif, apakah lebih aktif dengan gempa yang ada? Tidak, karena dia punya potensi gempanya sendiri,” ujar Irwan menjelaskan.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara Twitter @DaryonoBMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah