Inilah Sosok Prabu Siliwangi, Raja Sunda yang Sangat Terkenal, Ternyata Salah satunya  Meninggal di Bubat  

- 24 Januari 2022, 14:45 WIB
Lukisan Prabu Siliwangi. Raja Sunda yang dikenal memiliki kesaktian yang tinggi.
Lukisan Prabu Siliwangi. Raja Sunda yang dikenal memiliki kesaktian yang tinggi. /Facebook Radit Art.jelekong/

 


DESKJABAR
- Nama Prabu Siliwangi sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat Pajajaran atau masyarakat Sunda. 

Prabu Siliwangi sebagai seorang Raja Pajajaran yang dikenal memiliki kesaktian yang luar biasa. 

Prabu Siliwangi  juga dikenal sebagai raja yang sakti mandraguna, sehingga namanya melegenda di tanah Sunda. 

Baca Juga: Ternyata Begini Cara Allah SWT Mempertemukan Jodoh, Ga Perlu Pelet, Syekh Ali Jaber Menjelaskan

Namun dari berbagai hasil penelitian para ahli sejarah, ternyata Prabu Siliwangi itu merupakan gelar bagi raja-raja di tanah Sunda. 

Dari sekian banyak raja Sunda, ternyata ada tiga raja Sunda yang paling pantas menyandang gelar Prabu Siliwangi atau raja yang berhasil membawa harum nama Sunda. 

Prabu Siliwangi atau juga Siliwangi itu merupakan gelar yang disematkan kepada raja Sunda termasuk Raja Pajajaran. 

Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini

Gelar Siliwangi itu berasal dari kata silih yang artinya pengganti dan wewangi yang artinya harum atau wangi. 

Prabu Siliwangi bisa diartikan Raja Sunda yang sudah berhasil membawa harum nama Kerajaan Sunda dan berhasil menciptakan kemakmuran bagi masyarakat Sunda. 

Konon ada tiga raja Sunda yang dikenal dengan gelar Prabu Siliwangi ini dan namanya sangat melegenda. 

Baca Juga: Misteri Gunung Kerinci, Uhang Pandak (Orang Pendek) Bermata Merah hingga Larangan Jam 12 Siang  

Prestasi tiga raja Sunda itu sangat luar biasa sehingga pantas menyandang gelar sebagai Prabu Siliwangi. 

Inilah tiga raja Sunda yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi karena jasanya sudah membawa harum nama Sunda. 

1. Raja Lingga Buana

Prabu Lingga Buana dikenal juga sebagai Prabu Maharaja juga Prabu Wangi dan Sang Mokteng Ing Bubat. 

Baca Juga: Inilah 13 Peserta X Factor Indonesia 2021, Ada Roby Gultom dan Edo Pratama, Ariel Noah Ramal Pemenangnya!

Prabu Lingga Buana layak menyandang gelar Prabu Siliwangi, karena telah berhasil membawa wangi kerajinan Sunda yang saat itu dikenal dengan Kerajaan Galuh. 

Prabu Lingga Buana menjadi Raja Galuh antara tahun 1350 - hingga 1357 dan gugur di Palagan Bubat sehingga dikenal sebagai Raja Sang Mokteng Ing Bubat. 

Perang Bubat sendiri terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M. Saat itu Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk. 

Baca Juga: INGAT YA, Bunga Jenis Ini Disukai Makhluk Halus dan Jin, Jangan Ditanam di Halaman Rumah

Perang Bubat terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Lingga Buana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat. 

Akibat peran Bubat tersebut seluruh rombongan Sunda tewas. Dan, kisah perang Bubat tersebut tertulis dalam Serat Pararaton, Kidung Sunda dan Kidung Sundayana yang berasal dari Bali.

Kisah inilah yang membawa harum nama Sunda, karena setelah Raja Lingga Buana meninggal kerajaan Galuh tidak melakukan upaya balas dendam. 

Baca Juga: Ternyata Ini Alasannya Perayaan Tahun Baru Imlek Identik dengan Warna Merah

Meskipun, raja dan keluarganya termasuk pasukan khusus dari Sunda tewas, tetapi tidak menjadi pemicu pengganti Lingga Buana yakni adiknya sendiri, Bunisora Suradipati untuk melakukan penyerangan balik ke Majapahit. 

Makanya Prabu Lingga Buana mendapatkan gelar sebagai Prabu Siliwangi. 

2. Prabu Niskala Wastukancana

Nama Prabu Siliwangi dianugerahkan kepada Niskala Wastukancana. Karena Niskala Wastukancana berhasil membawa kerajaan Sunda ke puncak keemasan. 

Niskala Wastukancana merupakan anak dari Prabu Lingga Buana yang menjadi penerus tahta kerajaan Galuh. 

Baca Juga: Ingin Awet Muda dan Sehat, Ternyata Murah Hanya Rp10ribu Saja, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Saat terjadi perang Bubat, Niskala Wastukancana tidak ikut rombongan dan tinggal bersama pamannya Bunisora Suradipati. Saat itu usianya 9 tahun. 

Ketika Niskala Wastukancana sudah usia dewasa, maka Bunisora Suradipati menyerahkan kekuasaan Galuh kepada Niskala Wastukancana. 

Bunisora Suradipati memilih menjadi Pandita dan menghabiskan masa tuanya dengan bertapa. 

Niskala Wastukancana menjadi Raja Galuh selama 104 tahun antara tahun 1371 sampai 1475 dan merupakan Raja Galuh paling lama. Itu tertuang dalam naskah Carita Parahyangan. 

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung

Selama menjadi Raja Galuh, Prabu Niskala Wastukancana dikenal sebagai raja yang arif dan bijaksana.

Di masa Niskala Wastukancana tidak pernah terjadi pertumpahan darah. Bahkan Niskala Wastukancana tidak memperkuat pasukan tempur tetapi memperkuat ekonomi masyarakat. 

Jaman Niskala Wastukancana ini dikenal sebagai era perdamaian dan kemakmuran yang sangat panjang. Menurut Carita Parahyangan jangankan manusia, angin dan hewan pun betah tinggal di Galuh. 

Baca Juga: Inilah 5 Arti Mimpi Pertanda Akan Banjir Rezeki (hoki), Apakah Anda Pernah Mimpi Ini ?

Prestasi inilah yang membuat Niskala Wastukancana dikenal sebagai Prabu Siliwangi. Sebab telah berhasil membawa nama Galuh menjadi kerajaan yang makmur dan damai. Sunda benar-benar berada di masa keemasan. 

3. Sri Baduga Maharaja

Nama raja lain yang bergelar Prabu Siliwangi adalah Prabu Sri Baduga Maharaja yang bertahta di Pakuan Pajajaran sejak 1482 sampai 1521.

Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja berkuasa di Pajajaran selama 39 tahun. Dan, Sri Baduga Maharaja berhasil membawa Pajajaran ke puncak kejayaannya. 

Sri Baduga Maharaja merupakan Raja Sunda yang dua kali dinobatkan menjadi raja. 

Baca Juga: Ternyata, Ikan Dewa di Tempat Persinggahan Prabu Siliwangi di Kuningan Awalnya Dari Tulang Belulang

Pertama Sri Baduga Maharaja dinobatkan sebagai Raja Galuh Kawali dari ayahnya Prabu Dewa Niskala, putra Prabu Niskala Wastu Kancana dari permaisuri Mayangsari, putri Prabu Bunisora.

Kemudian Sri Baduga Maharaja juga menjadi Raja Sunda di Pakuan Bogor dari Mertuanya Prabu Susuktunggal, putra prabu Niskala Wastukancana dari permaisuri Ratna Sarkati putri Resi Susuk Lampung.

Setelah ditinggal Prabu Niskala Wastukancana, Kerajaan Galuh menjadi dua, yakni Galuh Kawali dan Galuh Pakuan. 

Maka di bawah Sri Baduga Maharaja inilah Galuh yang tadinya pecah menjadi dua kerajaan disatukan kembali menjadi Pajajaran. 

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Tuyul Tidak Mampu Mencuri Uang di ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

Sri Baduga Maharaja inilah satu satunya Raja Sunda yang dinobatkan dua kali menjadi raja. Maka Sri Baduga dinobatkan sebagai Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. 

Dengan demikian pusat pemerintahan Galuh Kawali dipindahkan ke Pakuan Bogor. Iring iringan rombongan raja pindah dari Kawali ke Bogor menjadi momen langka bagi masyarakat Sunda saat itu. 

Selain itu, Sri Baduga Maharaja juga berhasil membawa Pajajaran sebagian kerajaan yang rakyatnya makmur dan damai. 

Baca Juga: Tempat Pesugihan Nyi Roro Kidul Ternyata Ada di Pantai Ini! Den Bagus : Saya Lihat Kerajaannya

Karena keberhasilan menyatukan kembali dua kerajaan yang awalnya satu itu dan telah berhasil kemakmuran masyarakat, maka Sri Baduga Maharaja mendapatkan gelar Prabu Siliwangi. 

Penyebutan nama Prabu Siliwangi sudah tercatat dalam Kropak 630, sebagai lakon pantun. Naskah ini ditulis pada 1518 Masehi, saat Sri Baduga Maharaja masih memimpin Kerajaan Pajajaran.

Guru besar Universitas Pajajaran Bandung keturunan Siliwangi,  Prof Dr Nandang Alamsah  Deliarnnor mengatakan, Siliwangi itu sebuah gelar bagi raja yang sudah berhasil membawa harum kerajaan Sunda saat itu. 

"Siliwangi itu mengandung maka silih wangian atau telah membawa harum nama Sunda. Ada beberapa Raja Sunda yang mendapat gelar Prabu Siliwangi," kata Nandang Alamsah Deliarnnor, belum lama ini.***

 

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x