Menurut masyarakat dan pendaki saat melewati kawasan tersebut sering sekali terdengar aktifitas seperti orang-orang sedang melakukan transaksi jual beli, padahal secara kasat mata hal tersebut tidak dapat terlihat.
Penasaran mau ke sana? Sebelumnya simak dulu cerita dari seorang pendaki bernama Echi.
Dilansir DeskJabar.com dari channel YouTube miliknya Phinemo.com yang tayang pada 30 Desember 2021 tentang kisah pendakian bersama tujuh orang temannya di Gunung Lawu.
Entah dari mana asalnya dan siapa yang membuatnya seperti ini. Saat sampai di lokasi Pasar Setan, akan melihat seperti layaknya pedagang yang menjajakan dagangannya.
Namun, yang terlihat di sana bukanlah makanan atau barang-barang yang biasa dijajakan di pasar-pasar tradisional, melainkan melihat batuan yang tersusun rapi seperti barang yang sedang dijajakan untuk dijual.
“Jadi, kenapa disebut pasar setan karena di situ kayak lapangan luas banget. Di situ banyak tumpukan-tumpukan sebuah batu yang tersebar luas dan anehnya batu itu tertata rapi," kata Echi.
Baca Juga: Lima Pemain Arema FC Positif Covid-19 di Liga 1, Tim Persib Bandung Intruksikan Ini
Ada sebuah keyakinan yang tersebar di masyarakat dan juga pendaki, mitos yang tersebar melalui mulut ke mulut ini mengatakan bahwa pendaki tidak boleh berangkat lebih dari jam 6 malam.
Konon, jika berangkat pada waktu tersebut dan saat sampai di lokasi yang dianggap sebagai Pasar Setan dalam keadaan lelah dikhawatirkan tidak fokus dan bisatersesat di sana.